Donald Trump: Korut Harus Tunjukkan Iktikad Baik Jika Ingin Sanksi Dicabut

Donald Trump memperingatkan Korea Utara untuk menunjukan itikad baik jika ingin sanksi terhadapnya dicabut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 21 Feb 2019, 13:33 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berpose sebelum pertemuan mereka di resor Capella, Pulau Sentosa, Selasa (12/6). Pertemuan Trump dan Kim sudah banyak dinantikan dunia. (Host Broadcaster Mediacorp Pte Ltd via AP)

Liputan6.com, Washington DC - Dalam sebuah pernyataan pada Rabu 20 Februari, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, harus membuat isyarat "bermakna" jika ingin penghapusan berbagai sanksi yang dijatuhkan padanya.

"Sanksi telah dijatuhkan secara penuh, dan saya belum akan menariknya," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (21/2/2019).

"Saya ingin sekali bisa (menghapus sanksi), tetapi untuk melakukan itu, kami harus melakukan sesuatu yang berdampak (positif), dan harus didukung oleh pihak lain," lanjutnya mengarah pada rezim Korea Utara.

Akhir Februari ini, Donald Trump dan Kim Jong-un dijadwalkan bertemu di Hanoi, Vietnam, untuk membahas perkembangan isu denuklirisasi di Semenanjung Korea, setelah pertemuan pertama mereka di Singapura, Juni tahun lalu.

"Ketua Kim dan saya memiliki hubungan yang sangat baik. Saya tidak akan terkejut melihat sesuatu berhasil," kata Trump, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Donald Trump menegaskan kembali pandangannya bahwa Korea Utara memiliki potensi "besar" untuk pembangunan ekonomi, dan menyarankan KTT Vietnam tidak akan menjadi yang terakhir.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Trump Mengaku Optimis

Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)

Pada pertemuan penting mereka di Singapura tahun lalu, para pemimpin AS dan Korea Utara mengeluarkan dokumen yang samar-samar, di mana Kim Jong-un berjanji untuk bekerja menuju "denuklirisasi semenanjung Korea."

Namun, kemajuan sejak itu terhenti, dengan kedua belah pihak tidak setuju atas intepretasi masing-masing pihak.

Selasa kemarin, Trump mengatakan bahwa meskipun ia memperkirakan pertemuan berikutnya dengan Kim akan menghasilkan banyak kemajuan. Presiden AS ke-45 itu juga mengaku "tidak terburu-buru" tentang apapun hasil KTT tersebut.

Kedua pemimpin negara itu dijadwalkan bertemu di Hanoi pada 27-28 Februari.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan keduanya "menegaskan kembali komitmen untuk mencapai denuklirisasi akhir yang sepenuhnya diverifikasi dari Korea Utara".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya