Sukses Jadi Komika, Dodit Mulyanto Beli Tanah di Pegunungan

Setelah menjadi komika, Dodit Mulyanto menerima bayaran 25 kali lipat lebih besar dari gaji bulanannya saat menjadi guru.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2019, 17:20 WIB
Dodit Mulyanto. (Galih W. Satria/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum menjadi komika terkenal, Dodit Mulyanto pernah berkarier sebagai guru geografi. Diakuinya, sejak bergabung di dunia stand up comedy Tanah Air, penghasilan yang diraihnya melonjak fantastis.

Hal ini diungkapkannya saat bertandang ke kediaman Raditya Dika di kawasan Ampera, Jakarta Selatan. Dalam sekali tampil di atas panggung, Dodit Mulyanto menerima bayaran 25 kali lipat lebih besar dari gaji bulanannya saat menjadi guru.

Raditya Dika pun penasaran dengan Dodit Mulyanto dalam menggunakan uangnya. Rupanya, pemain film Susah Sinyal itu telah membeli tanah seluas 6 ribu meter di daerah pegunungan. Saat ini, kisahnya tengah menjadi trending di YouTube.

“Aku beli tanah itu di samping hutan. Tanahku seluas 6 ribu meter persegi. Samping rumahku ada hutan pinus. Di situ sudah enggak ada orang, hanya aku dan lainnya perkebunan,” ujar Dodit Mulyanto, dalam tayangan saluran Raditya Dika, Rabu (20/2/2019).


Mandiri

Dodit Mulyanto saat syuting film Cipali KM 182 (Istimewa)

Ide membeli tanah tersebut bermula dari kegemarannya menonton kisah kehidupan seseorang yang tinggal di pegunungan. Uniknya, Dodit Mulyanto mengaku terinspirasi dari video gim Harvest Moon yang menyorot kehidupan mandiri dengan bercocok tanam dan beternak.

“Aku kebanyakan nonton saluran luar negeri yang menceritakan orang bisa tinggal di gunung. Mereka mandiri, menanam sayuran, memelihara kambing dan kuda. Jadi, hidup mandiri dengan tanah yang luas. Terinspirasi juga dari Harvest Moon, asyik gitu kelihatannya,” ucap Dodit Mulyanto.


Ketakutan

Foto preskon Film 'Komedi Modern Gokil' (Wimbarsana/bintang.com)

Sejak awal, Dodit Mulyanto memimpikan untuk menetap di rumah tersebut seorang diri. Namun, ia menjadi ketakutan lantaran atap rumahnya kerap kali berbunyi. Saking takutnya, kala ingin berkunjung ke sana, ia minta didampingi oleh setidaknya dua orang.

“Di sana, enggak ada orang sama sekali. Atap rumah kadang bunyi, akhirnya aku enggak berani ke sana. Kalau ke sana harus minimal tiga orang. Padahal, impianku ingin tinggal di sana sendiri,” kata Dodit Mulyanto.

(Lavenia/Mgg)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya