Ziarah Pagi ke Makam Begawan Akal Sehat Sam Ratulangi

Sam Ratulangi lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 1890 dengan nama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 22 Feb 2019, 06:00 WIB
Foto: Ahmad Ibo/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Tondano - Jika Jerman punya Enstein, maka di Indonesia ada Sam Ratulangi. Anggapan tersebut tentu tidak berlebihan, mengingat sepanjang hidupnya, Sam Ratulangi mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Bahkan bukan hanya itu, dirinya juga menjadi salah satu sosok penting pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Menurut catatan sejarah, Sam Ratulangi lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 1890 dengan nama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan di Indonesia, serta peran aktifnya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, dibangunlah peristirahatan terakhir bagi Sam Ratulangi di Kelurahan Wawalintouan, Tondano, tempat kelahirannya.

Makam Sam Ratulangi menempati lahan seluas sekitar 1 hektare. Lokasi makam berjarak sekitar 30 km dari pusat Kota Manado.

Memasuki kompleks makam, kicauan burung pagi menyambut tim Liputan6.com. Sementara pada sisi kiri sepanjang pintu masuk relief yang menceritakan perjalanan hidup Sam Ratulangi terpampang. Tak jauh dari lokasi tersebut, terbentang lapangan yang biasa digunakan untuk upacara dalam hari-hari besar kebangsaan Indonesia.

Dari lapangan tersebut terlihat tembok bertuliskan ‘Si Tou timou Tumou Tou’, kalimat dalam bahasa Minahasa yang pernah diucapkan sang begawan akal di Republik Indonesia, Sam Ratulangi.

Jefry, penjaga makam saat ditemui Tim Liputan6.com menjelaskan, arti pada tulisan di tembok tersebut adalah manusia hidup untuk memanusiakan manusia. Maknanya sangat luas, suatu ajaran moral untuk sikap saling menghormati dan menghargai tanpa melihat perbedaan yang ada.

 


Bukan Sekadar Tempat Wisata

Foto: Ahmad Ibo/ Liputan6.com.

Bangunan utama di dalam kompleks makam sam Ratulangi adalah patung setengah badan Sam Ratulangi. Pada bagian belakangnya terdapat monumen berundak tujuh yang menggambarkan perjuangan Sam Ratulangi dalam usahanya mencapai kemerdekaan Indonesia.

Jefry menuturkan, Sam Ratulangi merupakan tokoh kebanggan bersama di Indonesia, khususnya orang Sulawesi Utara. Nilai-nilai luhur dan pelajaran akal budi yang diwariskan untuk bangsa perlu dilestarikan dan diceritakan kembali kepada generasi penerus bangsa.

"Saya harap pemerintah mau memberikan perhatian pada kondisi makam, sehingga tempat ini bukan hanya tempat wisata, tapi juga  untuk belajar sejarah dan mengenang Sam Ratulangi, bukan malah melupakan," kata Jefry.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya