Gubernur BI Yakin Ekonomi Halal Bisa Makin Berkembang di Indonesia

Bank Indonesia telah membuat peraturan agar ekonomi halal benar-benar bisa menjadi tren tersendiri di Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Feb 2019, 20:15 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo bersama jajaran memberikan paparan hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (21/2). BI kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7RRR) di angka 6 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wardjiyo yakin dengan perkembangan ekonomi halal di Indonesia. Menurutnya, perlu dibuat sebuah ekosistem tersendiri agar ekonomi halal bisa makin terus berkembang.

"Strateginya seperti apa? Tentu saja kita harus menciptakan ekosistem ekonomi halal," tegas dia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi halal bisa memanfaatkan beberapa sektor industri yang bisa dilibatkan, seperti kuliner, fashion, turisme, dan juga kosmetika.

Keberadaan ekosistem disebutkannya dapat mempermudah geliat ekonomi halal di Tanah Air, baik dalam bentuk komunitas maupun industri.

"Ekosistemnya harus dikembangkan jadi ekonomi halal yang berbasis komunitas, apakah pesantren maupun komunitas muslim, ekonomi halal yang berbasis industri, apakah industri kelas menengah ataupun besar," ungkapnya.

Bank Indonesia telah membuat peraturan agar ekonomi halal benar-benar bisa menjadi tren tersendiri di Indonesia.

"Oleh karena itu, kebijakan2 Bank Indonesia diarahkan ke sana, baik melalui pengembangan ekonomi di komunitas, termasuk pesantren maupun sinergi dengan KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) dan berbagai pelaku industri untuk bagaimana mengembangkan industri halal," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ma'ruf Amin Ingin Genjot Ekonomi Syariah

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat Ngopi Bareng di kediamannya di Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu (12/12). Ma'ruf Amin berencana membagikan bola ketika memulai kunjungannya ke berbagai daerah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin tidak menampik manfaat dari keberadaan sistem teknologi keuangan digital atau financial technology (fintech) bagi masyarakat di Indonesia.

Kendati begitu, sistem fintech masih berbenturan dengan sistem keuangan ekonomi syariah karena masih berhadapan dengan kendala bunga. Ma'ruf berjanji, saat terpilih menjadi Wapres, kelak dirinya akan mendorong fintech syariah di Indonesia.

"Apabila saya terpilih akan mendorong secara keseluruhan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia agar bisa lebih berkembang bisa mendukung penguatan ekonomi nasional. Jadi arahnya menuju kesejahteraan," ujar dia di Gedung BEI, Rabu (13/2/2019). 

Dia mengungkapkan, akan bekerja sama tertentu guna menyelaraskan ekonomi syariah ke depannya saat terpilih menjadi wapres nanti.

"Kita sebenarnya di Indonesia sudah ada komite keuangan nasional syariah (KNKS), ketuanya Presiden, wakil ketuanya Wapres, anggotanya menteri terkait dan juga dari MUI saya juga menjadi anggota. Ekonomi syariah itu identik dengan ekonomi keumatan dan kerakyatan," ujar dia.

Oleh karena itu, dia menuturkan, pemerintah akan fokus memberikan dan gencar membangun budaya ekonomi syariah pada masyarakat ke depannya.

"Ada banyak orang punya perusahaan tidak mengerti syariah. Karena itu bagaimana umat diberdayakan supaya mereka punya akses terhadap masalah ekonomi dan keuangan. Itulah namanya kita dorong membangun bottom up economic development, membangun ekonomi dari bawah, ekonomi umat," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya