Apa yang Menyebabkan Birunya Bumi Berubah Menjadi Hijau?

Mengapa planet biru kita, Bumi, menjadi kian hijau?

oleh Afra Augesti diperbarui 21 Feb 2019, 20:40 WIB
Ilustrasi hutan. Sumber foto: unsplash.com/Julien R.

Liputan6.com, California - Tahukah Anda bahwa Planet Biru alias Bumi ini disebut menjadi kian hijau? Secara harfiah, sejak 1980-an, citra satelit telah menunjukkan bahwa cakupan hutan yang rindang di seluruh dunia telah tumbuh sebesar 2,3 persen per dekade.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan pada 11 Februari di jurnal Nature Sustainability, membantu menjelaskan alasannya. Salah satu pendorong utama menghijaunya Bumi adalah "efek pembuahan" yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia.

Ketika karbon dioksida meningkat di atmosfer, zat ini menumbuhkan fotosintesis --selama air, cahaya, dan nutrisi tidak terbatas. Ketika tanaman mengambil lebih banyak gas, mereka menghasilkan lebih banyak makanan dan menumbuhkan daun baru.

Tetapi para peneliti juga menemukan penyebab lain terkait perubahan rona Bumi: adanya kegiatan menanam lebih banyak tanaman dan pohon.

China dan India, dua negara dengan penduduk terpadat di jagat ini, telah menyumbang sekitar sepertiga ruang hijau yang terlihat sejak tahun 2000, terutama dalam bentuk hutan dan pertanian. Dalam makalah terbaru ini, para periset di Boston University melihat lebih dekat tren penghijauan tersebut.

Mereka menggunakan data dari Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer atau MODIS buatan NASA --alat yang menggunakan teknologi satelit canggih untuk mendokumentasikan permukaan Bumi setiap hari.

Dalam gambar yang diambil antara tahun 2000 hingga 2017, para peneliti melihat perubahan wilayah yang hijau di daerah yang tertutup tanaman, serta apa yang digunakan oleh lahan yang mendasarinya --termasuk lahan pertanian, hutan, dan padang rumput.

Data satelit mengungkapkan bahwa secara global, sepertiga area ditumbuhi tanaman hijau, sedangkan lima persen di antaranya berwarna coklat.

"Manajemen penggunaan lahan di banyak daerah lebih penting daripada faktor tidak langsung, seperti perubahan iklim dan pemupukan CO2," kata Chi Chen, penulis utama studi ini, seperti dikutip dari Popular Science, Kamis (21/2/2019). "Tiongkok dan India, dua negara berkembang, berkontribusi paling besar dalam peningkatan luas ruang hijau," lanjutnya.

Sebanyak 6,6 persen dari area vegetasi dunia ada di China, dan negara tersebut bertanggung jawab atas 25 persen peningkatan penghijauan global.

Studi ini menemukan bahwa sebagian besar penghijauan ada di Tiongkok, termasuk kontribusi dari lahan pertanian. Sejak awal, China telah menerapkan program skala besar untuk melindungi dan memulihkan tanah berhutannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


India

Ilustrasi hutan (iStock)

Di India, sektor pertanian menyumbang 82 persen dari penghijauan dunia. Produksi makanan telah meningkat di Negeri Taj Mahal, dengan penggunaan pupuk dan irigasi yang membantu petani memanen lebih banyak dari areal yang sama.

"Pemupukan CO2 dan perubahan iklim masih penting," ungkap Chen. Karbon dioksida tambahan yang ada di atmosfer masih bertanggung jawab atas sebagian besar perubahan warna hijau yang terlihat dalam periode 17 tahun yang diamati timnya.

Namun temuan itu bisa menyulitkan cara para ilmuwan dalam menggunakan model komputer untuk mempelajari Bumi. Sementara pemupukan CO2 relatif mudah diungkapkan dalam persamaan, Chen mengatakan, "Penggunaan lahan oleh manusia, terbilang agak acak dan sulit diprediksi."

Tidak diketahui berapa lama Bumi akan terus hijau, tetapi ada tanda-tanda itu tidak akan bertahan lama. Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa saat Bumi menghangat dan tanahnya kering, pohon-pohon akan kekurangan air, sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya