Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono mengatakan bahwa pemerintah telah membahas terkait kompensasi tarif untuk tol Trans Jawa.
Hal ini menyusul adanya permintaan dari pengusaha logistik agar ada kompensasi tarif tol trans Jawa. Sebab tarif tol dirasakan masih mahal.
"Kemarin dibahas dalam rapat internal di istana," kata dia, saat ditemui, di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Meskipun demikian, Basuki mengaku bahwa besaran kompensasi tarif belum diputuskan dalam rapat yang berlangsung di istana negara tersebut.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu hitung-hitungan yang dilakukan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama pengelola jalan tol atau BUJT (Badan Usaha Jalan Tol).
"Tapi belum diputuskan kita lagi dihitung-hitung lagi oleh BPTJ dan BUJT. Kita tunggu selesai dia hitung. Karena banyak sekali BUJT-nya," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pangkas Tarif Tol Trans Jawa, Subsidi Silang Jadi Pilihan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyatakan, subsidi silang antara pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) menjadi salah satu opsi yang bisa diterapkan untuk menurunkan tarif Tol Trans Jawa.
Dia mengatakan, perbedaan tarif antar ruas tol yang menjadi bagian Tol Trans Jawa saat ini masih terhitung tak sepadan dan mencolok.
"Misalnya, Jakarta-Cikampek berapa per km? Itu Rp 200 per km. Coba deh begitu masuk ke ruas tol yang baru, tarifnya jadi Rp 1.000 per km. Jomplang," sebut dia di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
BACA JUGA
Dia mengatakan, perbedaan tarif antar ruas tol itu disebabkan oleh masa pembangunan beberapa jalan tol lawas, seperti Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) yang pengenaan tarifnya lebih rendah dibanding Tol Batang-Semarang yang baru rampung konstruksinya.
"Kalau dibandingkannya dengan tahun investasi yang sama, kita lebih murah. Misalnya Rp 110 per km untuk Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek yang berkisar Rp 200 per km," sebutnya.
"Tapi kalau dibandingkan dengan Tol Batang Semarang yang Rp 1500 per km ya dia lebih mahal. Jadi tergantung melihatnya, bagaimana memanfaatkan datanya," dia menambahkan.
Oleh karena itu, Basuki menyimpulkan, subsidi silang jadi salah satu opsi untuk memangkas harga tarif Tol Trans Jawa.
"Ya, itu salah satu opsi, tapi bagaimana nanti reaksi masyarakat. Kami harus lihat reaksi masyarakat juga," ucap dia.
Advertisement