Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia mengklaim bila penurunan harga tiket pesawat 20 persen yang diterapkannya mulai 14 Februari membawa dampak yang signifikan dengan pergerakan penumpang. Terjadi kenaikan reservasi atau booking tiket pesawat hingga 27 persen.
"Jadi ketika memasuki tanggal 14 menuju tanggal 15, pemesanan tiket pesawat itu meningkat," tutur Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniansyah, seperti ditulis Kamis (21/2/2019).
Penurunan harga tiket pesawat ini dilakukan atas dasar perintah Presiden joko Widodo (Jokowi) serta arahan Menteri Perhubungan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Garuda pun menyambut baik dengan adanya kenaikan jumlah penumpang.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Pikri menganggap kenaikan jumlah penumpang pada bulan Februari ini merupakan hal biasa yang merupakan bagian dari periode setelah low season di bulan Januari.
"Sebenarnya kemaren merupakan low season, dimana, memang akan terjadi per 10 Januari. Lalu, akan perlahan naik lagi di bulan Februari dan seterusnya," katanya.
Dipastikannya pun, dengan penurunan tiket tersebut tidak mempengaruhi pelayanan yang akan terus berjalan optimal dan sesuai dengan standar.
Sementara, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhamad Awaluddin mengatakan, terkait dengan penurunan tersebut pihaknya sangat mendukung dan tentunya optimistis pergerakan penumpang khususnya di Bandara Soekarno Hatta akan meningkat.
"Angkanya belum lihat, tapi pastinya meningkat, karena sudah lewat juga low season-nya. Disini juga, kita sebagai pengelola bandara dan stakeholder harus bekerja sama agar, terus mengajak masyarakat menjadikan transportasi udara sebagai jalur berwisata," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Makan Nasi Padang di Udara
Tarik minat penumpang, maskapai Garuda Indonesia hadirkan menu masakan Padang dan Kapau di atas pesawat. Bukan hanya itu, ada 20 menu masakan khas nusantara lain yang ditawarkan maskapai berplat merah itu.
Menu nasi padang seperti rendang, daging dendeng, tumis kacang pancang atau telor balado, disediakan Garuda Indonesia untuk para penumpangnya. Bukan sebagai pilihan, melainkan menu utama ketika jam makan siang atau malam berada di atas udara.
"Nanti nasinya bentuknya bulat begitu, seperti habis dicetak pakai batok kelapa khas restoran padang. Terus wadahnya menggunakan daun pisang, wihh wangi pokoknya," tutur Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniansyah.
Untuk menu Nasi Padang sendiri, Pikri mengaku, bukan dimasak oleh ACS, anak perusahaan Garuda Indonesia yang biasa memasok masakan untuk penumpang Garuda. Melainkan, bekerjasama dengan restoran Sari Mande, yang akan menyuplai tiap harinya ke ACS untuk kemudian dikemas masuk ke dalam pesawat.
"Tetap akan ada proses high quallity dan mempertahankan higienis, ACS yang ambil itu. Kemudian pakai tekhnologi tertentu agar rasa tidak berubah, baru bisa dinikmati penumpang di atas pesawat," tuturnya.
Namun, tidak semua penumpang dengan rute penerbangan Garuda Indonesia yang dapat menikmati menu baru ini. Pikri mengatakan, pada tahap awal akan ada tujuh rute terlebih dulu.
Bila kedepan peminatnya banyak, maka masakan khas Indonesia ini akan juga ada di penerbangan domestik lain dan juga internasional. "Tujuh dulu, Batam, Banjarmasin, Pontianak, Aceh, Denpasar, Medan dan Lombok," katanya.
Pikri mengaku, meski tidak signifikan, namun akan ada pengaruh dalam menaikan jumlah penumpang. "Kenaikannya diprediksi 2 sampai 3 persen," katanya.
Advertisement