Liputan6.com, Jakarta Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara belum stabil atau masih proses erupsi walaupun intensitasnya fluktuatif. Demikian disampaikan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana.
"Aktivitasnya masih tetap tinggi, masih merekam adanya aktivitas embusan dan guguran, begitu pun dengan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal," jelas Devy melalui sambungan telepon di Manado, Kamis (21/2/2019).
Advertisement
Terjadinya guguran mengindikasikan masih terjadi lelehan lava, sedangkan embusan menandakan masih ada gas yang dilepaskan. Dia mengatakan, gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal menunjukkan masih terjadi pergerakan magma dari kedalaman ke permukaan.
Saat ini, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di zona bahaya, yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan).
Demikian pula di area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat-barat laut sejauh tiga kilometer, dan ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer.
Masyarakat sekitar Gunung Karangetang di area barat laut-utara dari kawah dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba, dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara itu, yaitu di luar zona bahaya.
"Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," katanya seperti dikutip Antara.
Dia berharap, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga pantai.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sudah 3 Pekan
Gunung api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, menunjukkan peningkatan aktivitasnya sejak Sabtu 2 Februari 2019 siang. Bahkan puluhan penduduk sekitar harus dievakuasi akibat guguran lava.
"Proses evakuasi dilakukan aparat gabungan TNI, Polri dan BPBD Kabupaten Sitaro. Ada 22 warga Kampung Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara yang diungsikan," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Sitaro, Bob Wuaten.
Berdasarkan data yang diperoleh, 22 warga yang dievakuasi itu terbagi atas 6 KK dengan rincian 8 orang laki-laki, 10 orang perempuan, serta 4 anak-anak.
Mereka pun ditempatkan oleh petugas di rumah-rumah warga Kampung Batubulan lainnya yang dianggap aman dari ancaman guguran lava.
"Kami terus memantau perkembangan disana sambil mendata ulang identitas warga. Kebetulan petugas kami dibantu aparat TNI maupun Polri tetap standby dilokasi," ujar Bob.
Advertisement