Untung Rugi Jadi Tuan Rumah Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un

Ini untung dan rugi yang didapatkan oleh negara tuan rumah pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un.

oleh Siti Khotimah diperbarui 22 Feb 2019, 11:02 WIB
Suasana saat Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan di taman Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6). Trump dan Kim optimis bahwa KTT akan sukses. (Anthony Wallace/Pool/AFP)

Liputan6.com, Singapura - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Donald Trump akan berlangsung pada 27-28 Februari di Hanoi, Vietnam.

Sejumlah pihak menerka-nerka apa keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh sang tuan rumah dalam pertemuan dua negara yang memegang posisi strategis dalam bidang keamanan internasional tersebut --mengingat Korea Utara selalu identik sebagai sumber ancaman.

Analisis untung rugi sangat mudah dilakukan dengan berkaca pada pertemuan Trump dan Jong-un di Singapura pada tahun lalu.

Sebagian pihak pernah ingin mengetahui siapakah yang membayar hotel mahal bagi kedua pemimpin dan pengawalnya, serta fasilitas lain yang dibutuhkan.

Permasalahan Pembiayaan

Masalah utama menjelang KTT Singapura yang berlangsung pada 12 Juni 2018 lalu adalah keamanan yang menghabiskan banyak uang --sebagian tentu ditanggung oleh negara tuan rumah.

Perlindungan termasuk dalam aspek fisik kedua pemimpin dan keamanan lokasi. Temasuk di dalamnya adalah tempat pertemuan hingga hotel.

Selain itu, dibutuhkan pula pengendalian terhadap kerumunan yang dapat mengganggu kenyamanan warga negara tuan rumah, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (22/2/2019). Alhasil dibutuhkan penghalang jalan, pengalihan rute, dan penundaan sejumlah transportasi komersil.

Penundaan dan pembatasan berlaku pula bagi pesawat udara komersil, mengingat tuan rumah harus memberikan jalan bagi patroli militer di wilayah negaranya.

Armada militer angkatan laut dan darat juga harus disiagakan.

Untuk fasilitas-fasilitas tersebut, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pernah mengatakan bahwa ia berharap negara itu akan menghabiskan hanya sekitar US$ 14,8 juta.

Nyatanya, pascapertemuan diketahui bahwa sebagai tuan rumah Singapura hanya menghabiskan uang sekitar US$ 11,8 juta.

Adapun harga bagi hotel yang digunakan oleh Kim Jong-un disinyalir berkisar US$ 7.400 per malam. Fantastis.

Sedangkan Trump dikabarkan membayar dengan cara yang sering dipraktikkan AS untuk acara-acara bilateral yang diselenggarakan oleh pihak ketiga.

Kritik kemudian datang ketika Jong-un didampingi dua menteri pemerintah Singapura mengamati pemandangan sekitar kasino dan resor Marina Bay Sands yang mewah.

 

Simak pula video pilihan berikut:


Keuntungan Tuan Rumah

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dalam pertemuan bersejarah di resor Capella, Pulau Sentosa, Selasa (12/6). Kim dan Trump hadir di depan jurnalis dengan latar belakang bendera Korut dan AS. (AP/Evan Vucci)

Meskipun telah mengeluarkan cukup banyak dana, bukan berarti tuan rumah merugi. Ahli pemasaran mengatakan bahwa Singapura berpotensi mendapatkan berkali-kali lipat dari total biaya yang telah ia keluarkan.

Hal itu berkaitan dengan sektor wisata dan sektor lain yang akan mendapatkan keuntungan karena citra positif yang diterima dari publik internasional.

Jason Tan, dari perusahaan komunikasi Zenith Singapore menyatakan bahwa berkat pertemuan Singapura telah mendapatkan satu minggu penuh liputan dan sorotan kamera.

Hal itu menurutnya sangat baik untuk menumbuhkan citra positif sebagai negara.

Sementara itu, Vu Minh Khuong, seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di National University of Singapore mengatakan bahwa keuntungan lain berada pada bidang kepentingan strategis nasional. Singapura akan terlihat memiliki relasi kuasa yang tinggi dalam panggung internasional.

"Tuan rumah meningkatkan posisi strategisnya sebagai tempat pilihan untuk acara yang sangat penting dan menampilkan kepada dunia bahwa negaranya adalah entitas yang berperan dalam menciptakan dunia yang lebih baik," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya