3 Hal yang Jarang Diketahui soal Kemasan Makanan dari Karton

Lebih dekat dengan kemasan karton untuk makanan yang bernilai guna

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Feb 2019, 07:02 WIB
Tetra Pak Indonesia mengungkapkan tiga hal soal kemasan karton yang jarang diketahui banyak orang (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Tetra Pak Indonesia, sebagai perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan serta minuman mengungkapkan sejumlah hal yang jarang diketahui orang awam tentang seluk beluk kemasan makanan dari karton. Melalui kunjungan ke salah satu hutan di Kulonprogo, mereka membongkar hal itu.

Pertama, kemasan karton yang diproduksi Tetra Pak menggunakan sumber daya alam terbarukan.

"Kami memanfaatkan material kertas dan tebu supaya kemasan karton kami dapat kembali tumbuh di alam," ujar Reza Andreanto, Environment Manager Tetra Pak Indonesia, Kamis (21/2/2019).

Ia menyebutkan, 75 persen dari kemasan karton Tetra Pak menggunakan sumber daya terbarukan, sisanya menggunakan aluminium dan polyester. Namun, ada satu kemasan karton untuk produk minuman pasteurisasi, sudah menggunakan 100 persen bahan sumber daya alam terbarukan.

Menurut Reza, penggunaan sumber daya alam terbarukan juga mengimplementasikan circular economy, yakni lingkaran daur ulang yang tetap menghasilkan.

"Tujuan kami 100 persen menuju sumber material terburuk, mengurangi aluminium dan plastiknya," tuturnya.

Saat didaur ulang, aluminium dan plastik dipisahkan dari sampah kemasan karton. Daur ulang kombinasi aluminium dan plastik menghasilkan balok-balok yang ringan tetapi keras dan bisa dimanfaatkan sebagai atap rumah.

 


Gerakan 3L

Tetra Pak Indonesia mengungkapkan tiga hal soal kemasan karton yang jarang diketahui banyak orang (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Kedua, kemasan karton bisa bernilai ekonomis lewat kampanye gerakan 3L. Kampanye ini ditujukan juga kepada masyarakat supaya bersama-sama mengelola sampah kemasan karton makanan minuman.

Gerakan ini terdiri dari lipatan dibuka atas dan bawah, letakkan sedotan ke dalam kemasan dan ratakan, serta lepaskan kemasan bekas di tempat yang disediakan.

"Melalui kemasan kartonnya dengan teknologi aseptic, produk makanan dan minuman dalam kemasan Tetra Pak dapat bertahan lama tanpa bahan pengawet dan proses pendinginan selama distribusi dan pemajangan di toko," kata Reza.

Ketiga, kemasan karton Tetra Pak berasal dari sumber daya alam terbarukan yang telah tersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).

Kolaborasi dengan Tetra Pak Indonesia telah dijalankan sejak 2007 melalui beragam acara, seperti FSC Friday, FSC Indonesia Leadership Forum, FSC Corner, dan FSC Goes To School.

"Tujuannya mendorong para pelaku bisnis makanan minuman dan menjangkau para konsumen untuk memilih produk berlabel FSC yang menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab," ujar Indra Setia Dewi, Marketing and Communication Manager FSC. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya