Implementasi Industri 4.0 Mampu Dongkrak Ekspor Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0, karena sedang menikmati bonus demografi hingga 2030.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2019, 14:15 WIB
Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier (tengah), Menperin Airlangga Hartarto, Presdir PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto melihat komponen di workshop Politeknik Manufaktur Astra, Jakarta, Kamis (1/11). (Liputan6.com/Pool/Mulawarman)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, implementasi industri generasi keempat atau industri 4.0 akan membawa banyak perubahan positif bagi Indonesia. Salah satunya mampu membuat nett ekspor (ekspor bersih dikurang impor) menjadi 10 persen di 2030.

"Selain meningkatkan nett export sebesar 10 persen atau 13 kali lipat dibandingkan saat ini, sasaran making Indonesia 4.0 juga meliputi peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat," ujar Menteri Airlangga di UGM, Yogjakarta, Jumat (22/2/2019).

Airlangga mengatakan, implementasi industri 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam mendorong perubahan kebijakan industri manufaktur, tetapi juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan peradaban manusia.

"Untuk itu, Indonesia perlu menyiapkan diri dalam upaya mengambil peluang di era digital saat ini guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0, karena sedang menikmati bonus demografi hingga 2030. "Negara-negara seperti China, Jepang dan Korea mengalami booming pertumbuhan pada saat bonus demografi dan masa ini adalah peak performance bagi Indonesia untuk mengakselerasi ekonominya," tutur Menteri Airlangga.

Penerapan industri 4.0 juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 1 hingga 2 persen, penyerapan tambahan lebih dari 10 juta tenaga kerja, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur pada perekonomian.

"Sangatlah jelas bahwa aspirasi tersebut adalah lompatan yang besar, kerja keras yang luar biasa yang perlu didukung oleh segenap pemangku kepentingan yang ada," jelasnya.

Berdasarkan riset Mckinsey, guna mencapai sasaran tersebut, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja melek digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjangnya. Ini berpotensi memberikan tambahan hingga USD 150 miliar kepada ekonomi Indonesia.

Adapun lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Kelompok manufaktur ini dipilih karena dinilai mempunyai daya ungkit yang tinggi.

"Pendekatan pick the winner dalam hal menetapkan target bertujuan memberikan contoh yang nantinya akan dapat diikuti oleh sektor-sektor lain yang secara tidak langsung akan membawa kita ke sektor-sektor yang perlu kita prioritaskan dalam berkontribusi terhadap aspirasi yang dimaksud," tandas Airlangga.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menristekdikti Ajak Generasi Milenial Manfaatkan Revolusi Industri 4.0

Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyeru mahasiswa dan bagian generasi milenial lainnya memanfaatkan peluang dalam Revolusi Industri 4.0.

Pada rangkaian acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 di Denpasar, Nasir mengatakan pemerintah mendukung pembangunan perusahaan-perusahaan rintisan digital baru yang ke depannya diharapkan berkembang menjadi Unicorn.

"Jangan sampai kita sebagai anak muda tidak bisa memanfaatkan peluang yang baik ini," kata Nasir di Denpasar, Kamis (21/2/2019).

Dia mengatakan, masa ini merupakan era perkembangan teknologi yang memberikan banyak peluang bagi anak-anak muda untuk membangun negeri dengan inovasi-inovasi baru.

Ia menjelaskan pula bahwa acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 pada Agustus 2019 akan dilaksanakan di Denpasar karena di Pulau Dewata ini industri kreatif berperan penting dalam upaya menumbuhkan perekonomian.

"Topiknya inovasi kemandirian industri kreatif 4.0, karena Bali adalah Pulau Dewata juga kota wisata sehingga industri kreatif akan jadi sangat penting untuk memajukan ekonomi Bali," jelas Nasir seperti dikutip Antara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya