Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera, khususnya Riau.
Berdasarkan analisa BMKG, kondisi curah hujan rendah akan terjadi di sebagian besar Provinsi Aceh, Sumatera Utara dalam 10 hari pertama pada Februari ini. Sebagian lagi di Kalimantan Utara dan Timur, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi tengah.
Advertisement
Kurangnya intensitas hujan ini, menurut BMKG dipicu oleh Madden Julian Oscillation atau massa udara basah (MJO) fase kering. Keadaan ini ditengarai menyebabkan pembentukan awan hujan terhambat.
"Kondisi kurang hujan di wilayah-wilayah tersebut didukung oleh kondisi troposfer bagian tengah yang didominasi kelembapan udara yang relatif rendah. Ini sesuai dengan peta prediksi spasial anomali radiasi balik matahari gelombang panjang (OLR)," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal dikutip dari laman BMKG, Jumat (22/2/2019).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jumlah Titik Api Meningkat
Menurut Herizal, kondisi kering ini dapat memicu kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, asap yang timbul dari kebakaran tersebut dapat menurunkan kualitas udara.
"Dampak dari kemarau pertama adanya peningkatan jumlah titik api (hotspot) pada dua pekan terakhir ini di beberapa wilayah. Sebagaimana terpantau oleh BMKG, daerah yang cukup signifikan berada di Riau (80 titik dari 24 titik pada pekan sebelumnya) dan Kalimantan Timur (7 titik)," ucapnya.
Karenanya, dia mengimbau Pemda, instansi terkait, dan masyarkat di sekitar wilayah untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi ini dan kemungkinan kekurangan air bersih.
"Terus mengikuti pembaharuan informasi," pungkasnya.
(Rifqi Aufal Sutisna)
Advertisement