BI Nilai Rupiah Masih Terlalu Murah

The Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan membuat posisi rupiah semakin aman di pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2019, 16:47 WIB
Petugas mengecek lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Guna memenuhi kebutuhan uang tunai selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2018, Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang kartal sebanyak Rp 193,9 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengalami tren penguatan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir ini. Namun meskipun sudah mengalami penguatan, Bank Indonesia (BI) melihat bahwa level saat ini masih murah atau undervalued.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ke depannya masih berpotensi untuk terus menguat.

"Nilai tukar rupiah ke depan akan bergerak stabil dan rupiah saat ini masih undervalued," kata Perry saat ditemui di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Perry mengungkapkan ada 4 faktor yang akan menjadi pendorong stabilitas rupiah di tahun ini.

"Jadi ke depan stabilitas rupiahakan didukung oleh 4 hal, yakni masuknya aliran modal asing tambah suplai valas (valuta asing) dalam negeri ,kedua fundamental ekonomi lebih baik dari sisi pertumbuhan,inflasi rendah dan CAD yang juga menurun," ujarnya.

Selain itu, kenaikkan suku bunga AS atau FFR yang dilakukan oleh The Fed tidak akan seagresif tahun lalu. Hal itu membuat posisi Rupiah semakin aman di pasar.

"Tentu saja ketiga FFR yang kan lebih rendah semula 3 kali, kemudian diturunkan 2 kali dan diperkirakan tahun ini hanya naik 1 kali FFR," jelasnya.

Terakhir adalah mekanisme pasar yang dinilai semakin membaik.

"Keempat mekanisme pasar yang terus semakin baik, baik di swap, dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Hari Ini

Petugas menghitung uang rupiah di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri mengoperasikan 319 kantor cabang se-Indonesia secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Jumat ini. rupiah kemungkinan melemah ke level 14.080 per dolar AS hingga 14.100 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.077 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.070 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.070 per dolar AS hingga 14.085 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 2,17 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.079 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan sehari sebelummnya yang ada di angka 14.057 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada Jumat melemah seiring ditahannya suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) oleh Bank Indonesia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya