Pertamina Kembangkan Kilang Minyak Sawit

PT Pertamina (Persero) sedang mengembangkan kilang minyak sawit (crude‎ palm oil/CPO), yang akan menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Feb 2019, 18:30 WIB
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang mengembangkan kilang minyak sawit (crude‎ palm oil/CPO), yang akan menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi impor minyak.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, ‎kilang minyak sawit atau biorefinery dikembangkan Pertamina dengan LAPI ITB menyerap minyak sawit dalam negeri. Kemudian menghasilkan katalis merah putih, sebagai bahan untuk memproduksi biofuel, biodiesel dan bioavtur.

"Rencana tindak lanjut untuk meng-improve produktivitas lahan CPO milik petani atau rakyat," kata Nicke, di Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Nicke menuturkan, pro‎gram tersebut untuk mendukung pelaksanaan campuran 20 persen dengan solar (B20). Dari fasilitas pengolahan minyak sawit ini Pertamina bisa mengurangi minyak sebesar 23 ribu barel per per hari.

"Biorefinery proyect merupakan implementasi program diversifikasi energi melalui produksi biofuel untuk mencapai bauran EBT 23 persen di tahun 2025," tutur dia.

Produk yang dihasilkan dari infrastruktur tersebut adalah greendiesel memiliki cetane number paling tinggi diantara fosil diesel, biodiese Fame, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih semurna.

Dibanding minyak diesel dan Fame Biodiesel, Greendiesel adalah yang paling ramah lingkungan karena ‎energi produksi sangat rendah serta emisi paling kecil.

 


Kilang Dumai Dapat Pasokan Listrik PLN, Pertamina Hemat Rp 1,6 Miliar per Bulan

(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, mendapat pasokan listrik dari PT PLN (Persero). Dengan adanya sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memberikan penghematan kepada Pertamina.

General Manager Pertamina RU II Dumai Nandang Kurnaedi mengatakan,‎ kerja sama antara Pertamina dan PLN ini diawali dengan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) pada 6 Desember 2018.

Pada tahap awal, PLN memberikan layanan listrik untuk kawasan Bukit Datuk dengan daya 5540 kVA menggunakan tegangan menengah 20 KV.

"kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) yang sebelumnya ditandatangani oleh Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif bersama dengan Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman," kata Nandang, di Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Selain menghasilkan penghematan biaya penyediaan listrik, Nandang menyatakan, kerja sama ini akan memberikan manfaat tambahan bagi kilang RU II yakni penuruan kebutuhan fuel oilyang sebelumnya digunakan untuk menghasilkan listrik. 

Dengan kerja sama ini, Pertamina akan mengalokasikan fuel oil yang semula untuk kelistrikan dan mengubahnya menjadi produk yang lebih bernilai seperti Solar.

“Sebagai objek vital nasional yang memasok hingga 20 persen kebutuhan energi nasional, kerja sama pemanfaatan listrik PLN ini menjadikan RU II Pertamina dapat lebih fokus melaksanakan operasional dan pemeliharaan Kilang,” ungkap Nandang.

Dari sisi efisiensi tentunya perpindahan pasokan listrik dari Kilang RU II ke PLN memberikan efek signifikan secara penghematan biaya. Menurutnya dengan penggunaan sumber listrik baru ini, penghematan biaya operasional bisa mencapai Rp 1,6 miliar per bulan atau menurun hingga 25 persen.

“Ke depannya, pemanfaatan listrik PLN ini akan kami lakukan pula di area perkantoran sehingga kami mengaharapkan PLN bisa terus mengembangkan jaringan dan kualitas listriknya sehingga pasokan listrik benar-benar handal dan dapat menunjang efisiensi operasional kilang,” tambah Nandang.

Senior Manager Niaga PLN WRKR Busran La Bintang menegaskan, PLN akan memberi pelayanan pasokan listrik prima kepada Pertamina, sehingga mendukung efektifitas operasional kilang dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Dengan paket kerja sama yang dilakukan, PLN telah menyiapkan strategi khusus dalam supply tenaga listrik yang dialokasikan dari 2 gardu induk yakni gardu induk Pelintung dan Purnama.

"Intinya support full akan kami berikan kepada Pertamina sebagai wujud impelentasi sinergi BUMN. Ke depannya kami siap untuk melakukan kerja sama tahap selanjutnya dengan kehandalan jaringan listrik kami yang sudah mencakup seluruh area Riau dan Kepulauan Riau hingga seluruh Indonesia,” pungkasnya.‎

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya