Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menilai jika selama empat tahun masa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla berhasil menekan angka inflasi.
"Inflasi itu selama Presiden Jokowi itu yang mungkin salah satunya cukup bagus," kata dia saat memberikan seri kuliah dalam acara Diplomasi Maritim Indonesia, di Gedung Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Jumat (22/2/2019).
Dia mengatakan, rata-rata dalam periode kepemimpinan Jokowi inflasi masih di bawah tataran 3,5 persen dari target pemerintah. Sementara, apabila melihat ke belakang misal pada 2013, inflasi sempat menyentuh sekitar 10-11 persen.
Baca Juga
Advertisement
"Walaupun waktu itu pertumbuhan ekonomi di 6 persen tapi inflasi kita sekitar 10-11 persen sehingga kalau kita lihat memang negatif," imbuhnya.
Kemudian setelah 2015, inflasi membaik. Bahkan, pada 2018 inflasi mampu berada di kisaran 3,13 persen.
Berdasarkan catatan, sejak 2015 inflasi terjaga di kisaran 3,4 persen. Kemudian pada 2016 turun jadi 3 persen. Sementara, di 2017 inflasi kembali mengalami kenaikan di 3,6 persen, dan turun kembali di 2018 sebesar 3,1 persen.
Pencapaian tersebut, lanjut Menko Luhut juga tidak lepas dari keterlibatan kementerian atau lembaga terkait lainnya.
"Dan itu karena harga makanan kita stabilkan terutama beras, telur, ayam, daging, gula keteresediaan dan juga harganya bisa dpelihara oleh pemerintah sehingga inflasi terkendali," pungkasnya.
Reporter:Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
BI Prediksi Februari Deflasi 0,07 Persen
Bank Indonesia (BI) memprediksi akan terjadi deflasi pada Februari ini sebesar 0,07 persen (month to month). Prediksi ini mengacu pada hasil survei pemantauan harga yang dilakukan pada seluruh kantor perwakilan BI di tanah air.
"Terkait survei pemantauan harga harga sph yang dilakukan dari BI dan 46 kantor perwakilan BI menujukkan harga-harga tetap terkendali," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (22/2/2019).
Baca Juga
Adapun berdasarkan survei hingga minggu ketiga di bulan ini, prediksinya Februari akan terjadi deflasi sebesar 0,07 pesen mtm. Sementara secara year on year sebesar 2,58 persen.
"Jadi ini lebih rendah dari realisasi inflasi Januari, sebagaimana diketahui bulan Januari ada inflasi 0,32 persen. Bulan ini kita perkirakan ada deflasi 0,07 persen," jelas dia.
Dia mengungkapkan hasil survei juga menunjukkan semua harga terkendali. Bahkan beberapa ada yang mengalami menurun sehingga menimbulkan deflasi.
Deflasi ini terutama disumbang penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari lalu.
"Deflasi tercatat di sejumlah harga pangan seperti cabai merah deflasi -0,07 persen, daging ayam ras, bawang merah deflasi 0,06 persen, telur ayam ras -0, 05 persen dan sejumlah komditas lainnya, cabe rawit juga minus 0,02 persen. Bensin deflasi -0,07 persen khusunya untuk bahan bakar non subsidi sebab minyak dunia turun," dia menandaskan.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement