Gereget Jumat dengan Menambal Jalan Rusak di Banjarnegara

Rencananya, program Jumat Nambal Jalan tambal jalan ini akan terus dilakukan setiap Jumat. Targetnya sampai perbatasan di Singamerta. Tiap penambalan, 10 pekerja, dua unit dumptruck dan roller mini diterjunkan.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Feb 2019, 15:01 WIB
Gerakan Jumat Nambal Jalan di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo BNA/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Musim hujan menyebabkan jalan raya banyak tergenang. Celakanya, musuh aspal adalah air. Jalan rusak dan berlubang pun bermunculan di mana-mana.

Kondisi ini terjadi menyeluruh hampir di tiap daerah. Salah satunya di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang curah hujannya memang lebih tinggi lantaran sebagian besar wilayahnya berada di pegunungan.

Tak pelak, warga pun memprotes keras. Banyak yang mengunggahnya lewat media sosial, mengabarkan kondisi jalan rusak yang menyusahkan.

Merespon protes warga Banjarnegara, Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono membuat program Jumat Nambal Jalan. Dalam program ini, tiap Jumat, sesuai namanya, bupati beserta Forkompinda Banjarnegara mencari dan langsung menambal jalan-jalan rusak.

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat jalan rusak dan berlubang. Jalan berlubang, memang selalu membahayakan pengguna jalan. Selain itu, jalan rusak jika dibiarkan akan bertambah parah.

"Hampir tiap hari masyarakat mengeluh baik melalui SMS, koran ataupun medsos. Sebenarnya ini merupakan jalan nasional, namun kami coba membenahi, minimal menutup lubang jalan agar tidak terjadi kecelakaan," katanya,

Seperti Jumat, 22 Februari 2019, misalnya, bupati memimpin langsung penambalan jalan dari kompleks kuliner Semampir hingga perempatan pasar wage Banjarnegara. Didampingi sejumlah pejabat lintas dinas dan lembaga, tanpa canggung Budhi berbaur bersama pekerja memperbaiki jalan rusak.


Dana Patungan

Gerakan Jumat Nambal Jalan di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo BNA/Dinkominfo BNA/Muhamad Ridlo)

Menariknya, biaya penambalan jalan ini berasal dari kantong pribadi dan gotong royong Forkompinda dan OPD di Banjarnegara. Nilainya cukup besar, berkisar Rp 25 juta tiap penambalan jalan. Penambalan ini mahal lantaran aspal yang digunakan adalah jenis hotmix berkualitas bagus.

"Biayanya gotong royong dari Banjarnegara semua, jadi tidak minta ke presiden, dan kami menggunakan aspal hotmix yang baik. Meski lebih mahal, namun praktis dan langsung kering," ucapnya.

Dia pun mengklaim, Pemkab telah berkoordinasi dengan Bina Marga. Akan tetapi, perbaikan atau rehabilitasi jalan memerlukan proses yang panjang dan bergiliran sesuai jadwal.

"Keluhan kondisi jalan nasional yang hancur dan berlubang sedang kami urus terus ke Bina Marga. Kami berinisiatif menambalnya agar tak membahayakan pengendara," dia menambahkan.

Rencananya, program Jumat Nambal Jalan tambal jalan ini akan terus dilakukan setiap Jumat. Targetnya sampai perbatasan di Singamerta. Tiap penambalan, 10 pekerja, dua unit dumptruck dan roller mini diterjunkan.

Kasat Lantas Polres Banjarnegara, AKP Totok Nuryanto mendukung penuh aksi Jumat Nambal Jalan ini. Pasalnya, lubang jalan kerap membahayakan pengendara, apalagi jika tengah turun hujan lebat atau pada malam hari.

"Syukurlah akhirnya aksi ini berhasil menambal lobang-lobang tersebut. Karena jika dibiarkan akan semakin lebar dan membahayakan pengguna jalan," ucap Totok.

Selain jajaran OPD di lingkungan Pemkab Banjarnegara, Jumat Tambal Jalan juga didukung oleh Polres, Kodim, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, dan DPU PR.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya