Buaya Terseret Arus Banjir ke Pemukiman Warga di Jember

Buaya yang besar didapatkan dari wilayah Pakuniran Kabupaten Bondowoso. Warga menemukan buaya itu terbawa deras arus sungai. Warga yang menemukan buaya itu, langsung menangkapnya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Feb 2019, 19:01 WIB
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Liputan6.com, Jember - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jember Jawa Timur, mengamankan dua ekor buaya muara yang muncul di dekat permukiman penduduk, Kamis(21/2/2019).

Salah satu buaya berhasil diamankan warga karena terbawa arus sungai deras, saat hujan beberapa waktu lalu. Buaya muara (Crocodylus Porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia.

"Kedua buaya ini ditemukan di dua lokasi berbeda, di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur dan Kabupaten Jember," kata Kepala BKSDA Wilayah III Jember Setyo Utomo kepada Liputan6.com, Jumat 22 Februari 2019.

Dia menjelaskan, BKSDA menerima penyerahan dari warga, setelah mengetahui bahwa buaya muara termasuk satwa yang dilindungi. Satu ekor buaya masih anakan dan satu ekor buaya berukuran besar.

"Yang anakan diperkirakan masih berumur empat bulan. Sedangkan yang sudah besar berukuran 1,5 meter, berumur sekitar dua atau tiga tahun," kata Setyo.

Untuk buaya berukuran kecil diterima dari warga asal Jalan Letjen Panjaitan gang Anggrek Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari, yang datang langsung ke kantor BKSDA, di Jalan Jawa, tak jauh dari kampus universitas Jember.

"Warga yang menyerahkan mengaku mendapatkan buaya pemberian dari seseorang, yang menemukan di sungai yang bukan habitat aslinya," ucapnya.

Sedangkan buaya yang besar didapatkan dari wilayah Pakuniran Kabupaten Bondowoso. Warga menemukan buaya itu terbawa deras arus sungai. Warga yang menemukan buaya itu, langsung menangkapnya.

"Buaya berada di sungai dekat pemukiman warga, diduga Karena terbawa arus sungai, karena beberapa hari terakhir, wilayah Jember dan Bondowoso, terjadi banjir akibat hujan deras," ujarnya.


Dilepas ke Habitat Asli

Buaya terseret arus banjir (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Untuk rencana selanjutnya, buaya muara itu, akan dititipkan kepada lembaga konservasi buaya muara, yang ada di malang. Sebelum dilepas liarkan, dihabitat aslinya, di air asin.

"Untuk sementara masih dirawat di Jember, dengan tempat terpisah. Karena khawatir, jika dikumpulkan dengan buaya yang kecil, khawatir dimakan oleh buaya yang lebih besar," ucapnya.

Dia juga menjelaskan, dalam bulan Februari 2019 ini, BKSDA wilayah III Jember, juga menerima penyerahan dua Kera ekor panjang, seekor Landak dan seekor Lutung Jawa. Satwa-satwa tersebut, juga diserahkan secara sukarela oleh warga, karena ada yang memelihara tapi tidak mampu merawat.

"Untuk Lutung Jawa nanti kami titipkan ke lembaga rehabilitasi Lutung Jawa Langon Center Malang, sebelum dilepas liarkan di habitat aslinya, di hutan Malang Selatan. Demikian juga dengan seekor Landak," tuturnya.

Sedangkan Kera ekor panjang, akan ditempatkan di City Forest and Farm HM Arum Sabil, sebelum dilepas liarkan. "Kedua ekor kera penyerahan dari warga, yang terdiri kera ekor panjang topeng monyet dan peliharaan warga," ucapnya.

"Jadi total satwa yang diamankan BKSDA wilayah III Jember, sebanyak enam ekor, terdiri dua buaya muara, dua Kera ekor panjang, satu ekor Lutung Jawa dan satu ekor Landak," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya