Inikah Alasan Masyarakat Memilih Golput?

Sedikitnya 10 persen masyarakat memilih golput.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2019, 16:33 WIB
Ilustrasi pemilih surat suara.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi mengatakan sedikitnya 10 persen masyarakat memilih golput dengan alasan ideologi dan pilihan politik. Selain dua alasan itu, terjadinya golput dikarenakan masalah administrasi dan teknis.

"Kita liat sisi historis memang banyak golput karena sifatnya administrasi dan teknis. Tapi saya menduga golput karena ideologi dan politis itu dibawah 10 persen, majority karena administrasi dan teknis. Seperti pindah zona," ujar Adjie dalam satu diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).

Kendati tidak menyebutkan persentase golput karena kendala teknis dan administrasi, Adjie menilai hal ini tidak lepas dari dampak penyelenggaraan pemilu secara serentak.

Ia menuturkan, dilakukan pemilu secara serentak yakni pemilihan presiden dan pemilihan legislatif membuat masyarakat tidak memberi perhatian terhadap kualitas para caleg dan partai politik. Bahkan tidak sedikit kader partai politik tidak faham dengan platform kendaraan politik mereka.

"Ada tantangan ini pemilu keputusan yang terlalu berani dan menurut saya di sisi lain kita harus bicara kualitas karena minim sekali muncul. Minim sekali mereka memahami platform partai karena enggak keliatan," tukasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tantangan

Sementara itu Direktur Eksekutif Kode Inisiatif, Very Junaidi menuturkan pemilu serentak menjadi tantangan tersendiri menjaga suara rakyat. Pasalnya, selain sosialisasi yang minim dan administrasi yang berbelit-belit, pindah zona bagi masyarakat yang menggunakan hak suaranya juga tidak mendapat porsi lengkap.

Jika di daerah pertama pemilih mendapat lima surat suara, saat pindah zona surat suara untuk pemilihan legislatif tidak diberikan. Hal ini yang menurut Very menimbulkan polemik.

"Paling penting pastikan berapa suara yang diberikan itu diberikan kepada orang-orang yang tepat, misal saya dapat lima di ujung juga hsris dapat lima. Kalau saya pindah zona dan hanya mendapat suara untuk pilpres, lalu bagaimana suara pileg di zona awal saya," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya