Liputan6.com, Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno enggan menanggapi puisi Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman yang menuai reaksi publik. Dia hanya mengingatkan agar semua pihak tetap menjaga persatuan jelang Pilpres 2019.
"Saya sampaikan, bahwa saya tidak layak sama sekali berkomentar mengenai doa, saya bukan ulama. Saya hanya mengerti doa dengan spesifik," ujar Sandiaga saat ditemui usai lari pagi, di kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Minggu (24/2/2019).
Advertisement
"Tapi saya sampaikan, bahwa di tahun politik ini, mari kita jaga persatuan dan kebersamaan kita. Pastikan bahwa proses kampanye ini sejuk, damai dengan politik yang santun," kata Sandiaga.
Dia menuturkan, Pilpres akan digelar 17 April 2019. Pada sisa 53 hari sebelum pencoblosan, semua pihak turun tangan merajut kebersamaan.
"Harapannya, tinggal 53 hari lagi kita gunakan kesempatan ini, untuk merajut kebersamaan kita dan merajut tenun kebangsaan kita," ujar Sandiaga.
Sementara itu, Bawaslu sudah menerima laporan terkait dugaan pelanggaran kampanye dalam acara Malam Munajat 212 di Monas pada Kamis 21 Februari 2019. Laporan tersebut kini tengah dibahas oleh Bawaslu DKI.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, Ahmad Muzani, mempersilakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menyelidiki lebih lanjut kasus dugaan pelanggaran kampanye di aksi munajat 212. Sebab, kata dia memang wewenang Bawaslu untuk menilai adanya pelanggaran atau tidak.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Puisi Neno Warisman
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman, membacakan 'Puisi Munajat 212'. Potongan video saat Neno membacakan puisi itu ramai dibagikan di media sosial.
Berikut ini isi potongan puisi dari video yang beredar:
Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Reporter: Moh. Kadafi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement