Liputan6.com, Jakarta Pabrik PT Industri Kereta Api (INKA) akan segera dibangun di Banyuwangi. Pabrik ini pun digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di Indonesia.
Menariknya, pabrik kereta api nasional tersebut akan dibangun dengan desain arsitektur khas Suku Osing. Suku Osing sendiri adalah masyarakat asli Banyuwangi.
Advertisement
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan dengan direksi INKA dan arsitek Denny Gondo yang mendesain pabrik tersebut.
"Alhamdulillah, kita sepakat dengan desain yang diajukan Denny Gondo. Tetap dengan konsep arsitektur hijau yang ramah lingkungan dan hemat energi, seperti ruang publik lain yang ada di Banyuwangi, seperti terminal bandara dan pendopo kabupaten. Dan yang pasti, bangunannya akan mencerminkan kekhasan arsitektur Suku Osing," ujarnya, seperti dikutip merdeka.com (24/2/2019).
Pembuatan desain yang mengusung kearifan lokal tersebut menyusul penolakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terhadap desain sebelumnya yang dianggap kurang bernuansa lokal. Rencana peletakan batu pertama yang semula dijawalkan pada Januari 2019 pun tertunda.
"Ini adalah adalah cara untuk menitipkan peradaban dan kebudayaan Banyuwangi di tengah kemajuan ekonomi. Bagi kami, bangunan yang memperhatikan nilai sejarah dan budaya akan bernilai estetika dan arsitektur tinggi. Sehingga dapat mendukung pariwisata daerah karena bisa dijadikan alternatif destinasi wisata maupun edukasi bagi masyarakat, ermasuk bangunan pabrik ini," ucap Anas.
Adopsi kearifan lokal akan diwujudkan dalam bangunan atap yang dibuat seragam berbentuk limas yang menyerupai rumah adat Osing. Atap bentuk ini akan diterapkan di seluruh bangunan utama hingga penunjang. Mulai dari bangunan utama pabrik dan kantor, masjid, hingga foodcourt.
"Kalau dilihat dari atas, deretan bangunan ini akan terlihat seperti rumah-rumah Osing yang berjajar indah," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pekerjaan umum Cipta Karya dan Penataan ruang (PU-CKPR) Banyuwangi, Mujiono.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa bangunan tersebut akan menggabungkan unsur air, udara, dan sinar matahari. Bangunan akan menggunakan atap transparan dan banyak menggunakan kisi-kisi.
"Selain membantu sirkulasi udara, kisi-kisi juga akan mempercantik wajah bangunan. Jika dilihat dari depan, kisi-kisi ini akan tampak seperti rel kereta api, sehingga kesan pabrik keretanya terasa lebih kental," kata dia.
Pabrik tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan museum kereta api. Museum ini memamerkan proses pembuatan kereta api secara lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari proses pembuatan hingga finishing, lewat miniatur dan foto-foto.
"Ini usulan Bupati Anas supaya selain sebagai tempat produksi dan wisata, pabrik ini juga bisa menjadi pusat edukasi warga tentang industri perkeretaapian," pungkas Mujiono.
(*)