Liputan6.com, Lombok - Air terjun Segenter, ikon wisata di Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa, Lombok ini, mulai ramai dikunjungi wisatawan.
Untuk menuju ke air terjun, wisatawan bisa mengaksesnya dengan melewati jalur rabat setapak yang lebarnya mencapai dua meter. Bisa dengan berjalan kaki atau pun menggunakan kendaraan roda dua. Bahkan sekitar 700 meter jalur setapak dari halaman lapang Tahura Nuraksa, kondisinya sudah beraspal.
Dengan luas kawasan Tahura 3.155 hektare, lokasi air terjun Segenter cukup tersembunyi.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau dari gerbang masuk, jarak tempuh ke air terjun sekitar 2,6 kilometer. Jadi pakai sepeda motor bisa, itu sekitar 15 menit. Kalau jalan kaki, 30 menitan," ujar Eka, pria yang pernah bertugas sebagai pengaman hutan (pamhut) tersebut, dilansir Antara.
Kesan berpetualang di hutan tropis pun kian terasa ketika wisatawan melewati jalur rabat setapak menuju kawasan air terjun.
Bahkan di sela pepohonan yang menjulang tinggi, terselip lahan garapan yang dikelola masyarakat seperti perkebunan pisang, cokelat, dan juga nangka.
Akhir dari perjalanan menempuh jalur rabat setapak, rasa lelah wisatawan akan terbayar setelah bertemu dengan tempat peristirahatan yang berada di pinggiran tebing terjal.
"Tempat peristirahatan ini kita namakan 'selfie point'," kata Hariadi, yang juga seprofesi dengan Eka.
Dari "selfie point", wisatawan dapat dengan jelas menikmati keindahan alam dari karakteristik hutan tropis yang ada di kawasan Tahura Nuraksa.
Bahkan pandangan mata wisatawan akan semakin dimanjakan setelah menyaksikan diantara deretan hijau pepohonan raksasa yang menjulang tinggi itu terselip kesegaran deburan air terjun Segenter.
Untuk menikmati deburannya, wisatawan harus sedikit menantang adrenalinnya dengan menuruni tebing terjal dengan 154 anak tangga yang tapak terakhirnya akan langsung disuguhkan dengan areal air terjun Segenter.
Penampakan Peristiwa Longsor
Fasilitas rusak Namun setibanya di areal air terjun Segenter yang sekelilingnya dipenuhi dengan tebing terjal, rasa penasaran itu dikagetkan dengan adanya bekas timbunan longsor yang menghantam fasilitas penunjang bagi wisatawan yang berkunjung.
Batuan besar dengan tanah cokelat yang menggumpal masih terlihat berserakan di tengah areal wisata air terjun yang alirannya berhilir di Sungai Jangkuk, Kota Mataram.
Begitu juga dengan kondisi tebing terjal yang mengalami longsor, terlihat cokelat segar dengan beberapa batuan besar yang masih menempel di dindingnya.
Fasilitas penunjang seperti sarana MCK dan gazebo yang berada di tengah areal air terjun itu telah tertimbun longsor tanah dan bebatuan.
"Dua toilet, satu kamar ganti dan satu gazebo itu hancur, tidak ada bangunan yang tersisa, semuanya tertimbun," ujar Hariadi.
Pemuda yang juga merupakan warga dari pesisir Tahura Nuraksa itu memperkirakan tanah longsor terjadi akibat hujan deras pada akhir Januari 2019.
"Sepertinya longsoran ini pada malam hari, pas hujan besar berturut-turut di akhir Januari kemarin, waktu itu air sungai lagi besar," katanya.
Namun beruntung, hujan deras yang terjadi pada akhir Januari 2019 lalu nampaknya tidak merusak tatanan dari air terjun yang menjulang dari ketinggian 20 meter tersebut.
"Tapi kami khawatir saja kalau ini tidak segera diperhatikan pemerintah, karena bisa bahaya bagi wisatawan, beberapa hari kemarin saja masih ada wisatawan yang datang," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement