Liputan6.com, Jember - "Ya Allah menangkanlah kami (Prabowo), jika kami kalah, kami khawatir tidak ada lagi yang menyembahmu".
Doa kontroversial Neno Warisman yang dibacakan saat acara Munajat 212 di Jakarta tersebut mengundang polemik. Tidak sedikit orang menyebut doa itu ngawur dan terkesan mengancam Tuhan.
Advertisement
"Doa Neno terkesan ngawur. Dia dan kelompoknya mengesankan paling Islam sendiri, yang lain dianggap kafir. Kalau Pak Prabowo kalah seakan menjadi orang kafir semua. Padahal jika Pak Prabowo kalah, yang menyembah Allah tak berkurang, bahkan bertambah banyak," tutur Firman Syah Ali, Sekretaris LP Ma'arif PBNU, pada akhir pekan kemarin.
Dalam akun Facebook pribadinya, Firman Syah Ali bahkan menggunggah dua contoh doa ngawur sebagai sindiran kepada Neno Warisman. Uniknya, Firman menyerahkan kepada warganet untuk melanjutkan doa-doa ngawur lainnya.
"Ya Allah kalau dia memang jodohku, maka nikahkanlah segera. Tapi kalau dia bukan jodohku, maka selingkuhkanlah, aamiin," tulis Firman Ali.
Doa ngawur tersebut pun mendapat tanggapan beragam, salah satunya adalah, "Ya Alloh klo dia jodohku, nikahkanlah aku dengannya. Apabila bukan jodohku, paksa dia untuk menikah denganku."
Firman Ali mengatakan, doa Neno Warisman tersebut sebenarnya meniru doa Nabi saat perang Badar. Saat itu kedua pasukan sudah berhadap-hadapan, Nabi menyiapkan pasukan yang jumlahnya hanya 319, sedangkan Nabi melihat, pasukan musyrikin Makkah berjumlah ribuan orang.
Perang Badar, kata Firman Ali, adalah perang yang menentukan kelangsungan dan tidaknya agama Islam. Jika Islam kalah, maka Islam akan habis.
"Kalau Neno mengadopsi doa tersebut, itu ngawur. Sebab, situasi Pilpres saat ini bukan situasi perang dengan orang kafir. Prabowo akan bersaing dengan Jokowi, yang juga beragama Islam," katanya.
"Pak Jokowi bukan kafir, KH Ma'ruf Amin, bukan kafir, pendukungnya mayoritas orang NU. Orang NU kebanyakan mendukung kiai Ma'ruf amin," ucap bendahara umum Ikatan Alumni pergerakan mahasiswa Islam yang (IKAPMII) Jawa Timur itu.
Menurut Firman Ali, Neno perlu diingatkan, tidak perlu menyamakan Pilpres dengan perang. Tidak mengklaim kelompoknya paling Islam dan yang lain seakan seperti kafir Quraisy.
"Saya yakin, sikap Neno tidak mewakili suara capres Prabowo," kata Firman.
Simak juga video pilihan berikut ini: