Sri Mulyani Paparkan Alasan Investor Berinvestasi di Startup Unicorn

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, dahulu sumber tambang yaitu emas, batu bara, sekarang adalah data.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2019, 14:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani hadiri acara peluncuran data sampel BPJS Kesehatan (Foto: Merdeka.com/Yayu Agustini)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, saat ini teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahkan dapat mengubah perilaku masyarakat itu sendiri.

"Kita semuanya memahami bahwa teknologi sekarang memiliki peranan yang sangat penting dan tidak hanya hadir sebagai suatu yang asing, tapi dia bahkan hadir mengubah kehidupan masyarakat, kehidupan kita semua," kata Sri Mulyani di Gedung BPJS Kesehatan, Jakarta, Senin (25/2/2019).

Dia mengungkapkan, saat ini hampir semua aspek di dalam kehidupan masyarakat sudah terjamah oleh teknologi. Bahkan ada yang sampai ketergantungan oleh kehadiran teknologi tersebut.

"Semakin advance, semakin efisien yang tadinya kita bayangkan tidak bisa terjadi menjadi terjadi," ujar dia.

Dia melanjutkan, dalam era revolusi industri 4.0 saat ini muncul fenomena bisnis model baru yang berbasis customer centric.

"Data jadi sangat penting, kalau ingin tahu siapa yang kita layani, feedback pakai survei. Sekarang mereka tak perlu isi kuisioner, di internet semuanya tercapture. Transaksi semua lewat digital," ujarnya.

Untuk memperoleh data menjadi lebih gampang. Tidak perlu lagi melakukan survei manual. Melainkan meminta data. Misal untuk mendapat data konsumsi bisa meminta kepada e-commerce.

"You dont have to survey, kita bisa buka data dari Bukalapak, Tokopedia, Shopee. Ini kenapa data is a new mining,jadi tambang baru. Kalau dulu tambang emas, timah, batu bara, berlian, sekarang siapa manusia terkaya semuanya has nothing to do with resources tapi something to do with data and techno," ujar dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 


Ini Alasan Investor Asing Masuk Startup Unicorn

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Realisasi defisit APBN pada Januari lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp37,7 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akan tetapi, dia menegaskan data pun harus diolah dengan benar. Sama seperti tambang yang juga perlu pengolahan agar dapat digunakan sebagai sumber energi.

"Tambang ada dalam bumi, ada. Tapi tidak akan ada kalau tidak dieksplor, data sama. Kita bisa punya data no one menganalisa, menggunakannya jadi tidak termanfaatkan. Kemampuan negara atau institusi bisa olah data adalah nilai tambah baru,” ujar dia.

"Understanding how people behave, make choices. Anda mungkin tidak tebangkan unicorn, kita begitu banyak orang invest dan burn money, aset dari riset mereka yang diincar," ia menambahkan.

Namun, dia menegaskan kehadiran teknologi terutama di era revolusi industri 4.0 tidak luput dari risiko atau dampak negatif. Salah satunya adalah munculnya kejahatan dunia maya atau cyber crime.

"Ada downside-nya, kejahatan cyber, hacking dan kejahatan kriminal lainnya," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya