Liputan6.com, Jakarta - Menyingkirkan amunisi yang sudah usang telah menjadi masalah besar sejak ditemukannya bubuk mesiu.
Cara yang dilakukan untuk memusnaknannya selama ini memiliki dampak negatif kepada lingkungan, seperti diledakkan, dikubur, dibakar, bahkan dibuang ke laut.
Dilansir dari New Atlas, Rabu (27/2/2019), para ilmuwan Sandia National Laboratories (SNL) membangun dan memprogram sistem robot otomatis di Anniston Munitions Center sebagai solusinya.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pengembangannya, robot tersebut didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Ditotal, mereka telah membongkar atau melumpuhkan 700.000 amunisi di Alabama.
Sistem baru ini tidak hanya menonaktifkan secara lebih cepat dan aman, tetapi merupakan langkah baru bagi angkatan darat AS untuk mendaur ulang komponen amunisi.
SNL memprogram sistem robot yang dapat mendaur ulang kulit hulu ledak alumunium, granat baja, dan tembaga.
Meskipun robot diawasi oleh operator manusia, mereka menjamin akan tetap aman karena menggunakan visi komputerisasi untuk mendeteksi setiap anomali yang terjadi saat mereka membongkar amunisi.
Model Komersial Standar
Program pun akan memperingatkan pengawas jika terjadi masalah yang tidak bisa ditangani oleh robot.
Menurut SNL, robot ini sendiri merupakan model komersial standar yang telah dimodifikasi untuk tugas khusus.
Dengan melibatkan sembilan langkah, di mana hulu ledak dipotong menjadi beberapa bagian yang penuh foam.
"Bagian dari tantangannya adalah ketika mendemiliterisasi hulu ledak seperti ini. Kami sedang mengerjakan amunisi yang mungkin berusia 10 hingga 30 tahun," kata Bill Prentice. pimpinan Sandia untuk proyek tersebut.
(Surya Handika R/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement