Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan yang beredar saat ini, kebanyakan sudah mengadopsi sistem jok elektrik. Tapi, bukan berarti jok tersebut tidak perlu lagi mendapat perawatan, meskipun sejatinya jok elektrik minim dari kerusakan.
Melansir laman resmi Hyundai Indonesia, banyak pengemudi yang sering melupakan tata cara yang benar dalam menggunakan jok elektrik.
Advertisement
Meskipun, pihak agen pemegang merek (APM) banyak menyarankan jika Anda ingin mengatur posisi maju mundur jok, sebaiknya sedang dalam posisi berhenti.
"Memang jarang konsumen kami mengalami kerusakan kursi elektrik pada mobilnya, tapi jika mobil Anda umurnya lebih dari 5 tahun, fungsi kursi elektrik ini bisa mengalami masalah pada beberapa komponen," jelas Herly Yanto, Service Technical Division Head PT Hyundai Mobil Indonesia.
Lanjutnya, daya tahan jok elektrik akan lebih baik jika pengemudi mengatur posisi jok dalam posisi berhenti. Selain karena faktor keamanan komponen pada jok elektrik juga lebih terjaga, dan akan berfungsi secara maksimal.
Nah, tips yang bisa dicoba, adalah selalu bersihkan area sekitar jok ketika habis berkendara. Kebersihan kabin harus selalu terjaga terlebih di area jok elektrik.
Kondisi area jok yang kotor juga dapat menimbulkan adanya serangga, bisa saja dari sisa makanan yang jatuh.
Selanjutnya
Walaupun jok elektrik jarang mengalami kerusakan, tapi ketika sudah ada gejala kerusakan, biaya yang harus Anda keluarkan juga cukup besar.
Untuk mobil merek Jepang dan Korea, rata-rata biaya perbaikan berkisar Rp 200 sampai Rp 500 ribu. Sedangkan harga komponen berkisar dari Rp 200 ribu sampai Rp 1 jutaan, tergantung merek dan tipe mobilnya.
Sedangkan untuk mobil buatan Eropa, biaya ongkos pengecekan jok elektrik berkisar dari Rp 500 ribu sampai Rp 2 jutaan.
Begitu pula dengan harga komponennya yang cukup mahal, dengan banderol berkisar Rp 2-10 jutaan, tergantung jenis dan merek mobilnya.
Advertisement