Liputan6.com, Washington DC - Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia optimistis akan pertemuan puncak (KTT) dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang akan dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, 27-28 Februari mendatang.
Sang presiden nyentrik percaya bahwa KTT akan berbuah manis, khususnya dalam konteks mengakhiri ancaman persenjataan senjata nuklir Pyongyang.
"Kami berdua mengharapkan kelanjutan dan kemajuan dari KTT pertama yang dilaksanakan di Singapura. Denuklirisasi?" tulis Trump di Twitter hari Minggu, 24 Februari 2019, dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (25/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Setelah kembali ke Washington dari pertemuan pertama mereka Juni lalu, Trump dengan bangganya mengatakan, "Semua orang sekarang bisa merasa jauh lebih aman setelah saya menjabat. Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara."
Namun, menjelang pertemuannya dengan Kim Jong-un pada Rabu dan Kamis pekan ini, hanya sedikit bukti konkret bahwa kemajuan telah dibuat.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada wartawan CNN pada Minggu, 24 Februari 2019 bahwa "tidak ada perubahan" dalam sanksi ekonomi AS terhadap Korea Utara sampai negara itu setuju untuk melakukan "denuklirisasi penuh yang dapat diverifikasi."
Donald Trump mengatakan Amerika Serikat "senang memberi jaminan keamanan" untuk kelangsungan hidup Korea Utara sebagai negara merdeka, untuk "menjadikan Korea Utara lebih seperti Korea Selatan" sebagai negara dengan kekuatan ekonomi. Dia mengatakan AS menawarkan Korea Utara alternatif daripada "menjadi negara paria."
Simak pula video pilihan berikut:
Tak Akan Bahas Soal Korea Selatan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Jumat, 22 Februari 2019 bahwa KTT di Vietnam antara dirinya dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-un, tidak akan membahas penarikan pasukan AS dari Korea Selatan.
Ia menambahkan bahwa pembahasan terkait Korea Selatan sama sekali tidak ada dalam agenda seting pertemuan yang akan diadakan pada 27-28 Februari 2019.
Menurut presiden nyentrik itu, pembicaraan akan berfokus mendesak Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya.
Trump mengemukakan keterangan ini dalam sidang perundingan perdagangan dengan China di Gedung Putih.
Beberapa pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan pada Kamis, kedua pihak tidak akan membicarakan penarikan pasukan Amerika dari Korea Selatan melainkan akan fokus mencari pengertian bersama apa yang dimaksud dengan 'denuklirisasi' dalam pembicaraan di Vietnam nanti.
Sebagaimana yang diketahui bahwa dewasa ini terdapat sekitar 28.500 pasukan Amerika di Korea Selatan. Hal itu dilakukan untuk menangkal serangan regional yang dapat datang secara tiba-tiba dari tetangganya, Korea Utara.
Advertisement