IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Pantau Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di 6.514-6.600 pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 26 Feb 2019, 06:30 WIB
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan penguatan pada Selasa (26/2/2019).

Analis menuturkan, IHSG akan ditutup pada zona hijau di kisaran support dan resistance di level 6.514-6.600.

Dari sisi global, Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menuturkan, kondisi eksternal semakin kondusif dengan didorongnya kabar baik dari negosiasi dagang China dan Amerika Serikat (AS) serta diperkirakan dapat menopang pergerakan IHSG Selasa pekan ini.

Ia memproyeksikan, IHSG bakal bertengger di zona positif di rentang 6.514-6.600 Tak hanya itu, hasil rilis laporan keuangan emiten 2018 dinilai menjadi sentimen yang baik bagi laju IHSG.

Menurut Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya, kinerja emiten itu akan menopang indeks untuk melaju cerah pada perdagangan Selasa.

Lebih lanjut ia menuturkan, pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam bakal mempengaruhi investor mengingat pertemuan ini adalah yang kedua sebelumnya di Singapura mengenai denuklirisasi. 

Melihat kondisi ini, beberapa saham berkapitalisasi besar yang disarankan William ialah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan Dennies menganjurkan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Indika Energy Tbk (INDY), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

 


IHSG Menguat pada Perdagangan Kemarin

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham awal pekan ini.

Aksi beli investor asing dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dukung penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 25 Februari 2019, IHSG menguat 23,98 poin atau 0,37 persen ke posisi 6.525,35. Indeks saham LQ45 naik 0,45 persen ke posisi 1.020,04. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 216 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 195 saham melemah dan 148 saham diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.538,49 dan terendah 6.507,92. Total frekuensi perdagangan saham 449.851 kali dengan volume perdagangan 17,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,3 triliun.

Investor asing beli saham Rp 266,47 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran 14.018.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian turun 1,05 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,40 persen dan sektor tambang melemah 0,14 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur menguat 1,3 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar naik 0,99 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,57 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HDFA naik 34,33 persen ke posisi 180 per saham, saham OCAP melonjak 34,02 persen ke posisi 130 per saham, dan saham CANI menanjak 33,33 persen ke posisi 240 per saham.

Sementara itu, saham yang tertekan antara lain saham CSIS turun 11,19 persen ke posisi 119 per saham, saham BEST merosot 9,77 persen ke posisi 240 per saham, dan saham BNLI tergelincir 8,06 persen ke posisi 970 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,50 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,09 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,48 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand naik 0,74 persen, indeks saham Shanghai menguat 5,6 persen, dan bukukan penguatan terbesar di Asia. Indeks saham Singapura naik 0,07 persen dan indeks saham Taiwan menguat  0,66 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, para pelaku pasar global sangat mengapresiasi nota kesepahaman antara AS dan China perihal kesepakatan perdagangan sehingga membuat IHSG dan rupiah menguat terhadap dolar AS.

"Adapun stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan juga mendukung penguatan IHSG,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya