Hipertensi Tak Selalu Ditandai Sakit Kepala

Selama ini, masyarakat masih sering mengaitkan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi membuat seseorang terkena sakit kepala

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Feb 2019, 13:00 WIB
Sakit kepala atau pusing belum tentu hipertensi (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, kenaikan tekanan darah sering dikaitkan dengan kemunculan sakit kepala. Namun, hipertensi tidak bisa dilihat dari faktor itu saja. 

"Hipertensi memang berdasarkan tekanan darah, namun timbul pertanyaan kalau hipertensi sakit kepala atau tidak? Perlu dibedakan antara sakit kepala karena hipertensi atau karena gejala-gejala lain," kata dokter spesialis saraf Adre Mayza beberapa waktu lalu di Jakarta ditulis Selasa (26/2/2019).

Adre mengatakan, jika seseorang sering mengalami sakit kepala disertai dengan tekanan darah yang naik kemungkinan kedua hal itu tidak saling terkait. Apabila sebelumnya jarang mengalami sakit kepala saat tekanan darah normal, namun saat tensi naik tiba-tiba muncul sakit kepala, ada kemungkinan dua hal itu saling berhubungan.

"Kalau tensi-nya normal tapi sering sakit kepala perlu pertanyaan lain dan eksplorasi minimal apakah dia sering mengalaminya, minum cukup," tambah Adre.

Simak juga video menarik berikut ini:


Hipertensi dan sakit kepala belum tentu berkaitan

Sakit kepala atau pusing belum tentu hipertensi (Ilustrasi/iStockphoto)

Pakar hipertensi yang juga Guru Besar di Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Suhardjono mengatakan, sakit kepala tidak ada hubungannya dengan hipertensi. Kecuali jika tekanan darah mencapai angka sangat tinggi seperti 200. Namun, umumnya dua hal ini tidak saling terkait.

"Biasanya kita mencari penyebab lain," kata Suhardjono.

Di kesempatan yang sama DjokoWibisono mengatakan, sakit kepala terkait dengan hipertensi biasanya hanya 5 persen. Inilah yang seringkali disalahpahami oleh masyarakat dan membuat mereka tidak mengonsumsi obat hipertensi hanya karena tidak sakit kepala.

Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Tunggul D. Situmorang mengatakan, pengukuran tekanan darah yang dianjurkan ada banyak syaratnya. Ketika seseorang mengalami sakit kepala misalnya, hal itu otomatis menaikkan tekanan darahnya.

"Karena setiap keadaan yang tidak nyaman, tekanan darah bisa tinggi. Jadi apakah tekanan darahnya yang tinggi membuat sakit kepala atau sakit kepalanya yang membuat tekanan darahnya jadi naik. Jadi jangan cepat=cepat mengambil hubungan itu," kata Tunggul menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya