Standard Chartered Beri Sinyal Lepas Saham Bank Permata

Standard Chartered juga paparkan strategi bisnis dalam tiga tahun ke depan yang dorong pertumbuhan.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Feb 2019, 14:45 WIB
Standard Chartered Bank (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Standard Chartered beri sinyal untuk melepas saham Bank Permata. Standard Chartered berniat divestasi atau jual saham sekitar 45 persen sahamnya di Bank Permata. Pihaknya akan mereklasifikasi kepemilikannya sebagai non-inti.

Mengutip laman FT, Selasa (26/2/2019), Standard Chartered menyampaikan hal itu bersamaan dengan rencana strategis baru untuk meningkatkan laba menjadi lebih dari 10 persen pada 2021 dari level saat ini sekitar lima persen.

Standard Chartered juga akan restrukturisasi operasinya di sejumlah negara antara lain Korea Selatan, Indonesia, Arab Saudi dan India.

Sementara itu, Channel News Asia menyebutkan, Standard Chartered Plc mengatakan akan pangkas biaya USD 700 juta dan keluar dari bisnis yang lebih kecil. Ini sebagai bagian dari perbaikan strategi tiga tahun yang dorong pertumbuhan. Dengan dorong pertumbuhan pendapatan dan divestasi akan hasilkan modal surplus inti.

"Kami akan mencapai ini melalui fokus tanpa henti di mana kami memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda, melawan sebab hal yang memberikan tingkat pengembalian yang rendah dan meningkatkan inovasi dan produktivitas," ujar Chief Executive Standard Chartered, Bill Winters seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Berdasarkan data RTI, 31 Januari 2019, kepemilikan saham Bank Permata antara lain Standard Chartered Bank sebesar 44,56 persen, PT Astra International Tbk sebesar 44,56 persen dan publik sebesar 10,88 persen.

PT Bank Permata Tbk (BNLI) adalah hasil merger lima bank yakni Bank Bali, Bank Universal, Bank Arthamedia, Bank Patriot, Bank Prima Ekspress pada 2002.

Mengutip Guardian, Standard Chartered bersama PT Astra International Tbk kemudian mengambilalih pada 2004. Dua institusi tersebut dinyatakan sebagai pemenang untuk 51 persen saham Bank Permata milik pemerintah pada saat itu.

Standard Chartered Bank mengalahkan tawaran lainnya yang diajukan Australia and New Zealand Banking Corporation dengan partner lokal PT Bank Pan Indonesia, Malayan Banking dan Malaysia Commerce Bank.

 


Saham Bank Permata Melonjak

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Permata Tbk cenderung menguat. Pada awal pembukaan perdagangan, saham PT Bank Permata Tbk hanya naik tipis lima poin ke posisi 975. Saham PT Bank Permata Tbk sempat naik 10 persen.

Kemudian pada perdagangan saham sesi kedua, saham PT Bank Permata Tbk hanya naik 5,15 persen ke posisi 1.020 per saham. Saham BNLI sempat berada di level tertinggi 1.115 dan terendah 955 per saham.

Total frekuensi perdagangan saham 7.971 kali dengan volume perdagangan saham 1,57 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 165,1 miliar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya