Warren Buffet Dukung Miliarder Ini Gantikan Trump Jadi Presiden AS

Miliarder Warren Buffet begitu antusias mendukung Michael Bloomberg untuk menjadi Presiden AS selanjutnya.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 27 Feb 2019, 21:00 WIB
CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet tidak memiliki smartphone.

Liputan6.com, New York - Sudah rahasia umum, miliarder Warren Buffet tidak begitu menyukai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini dapat dilihat dari kritikan tajam Buffet kepada Trump akibat turunnya harga saham miliknya.

Sebelumnya pada 2016, Buffet merupakan salah satu pendukung Hillary Clinton untuk memimpin Gedung Putih. Maka tidak heran jika kali ini, Buffet begitu antusias menyatakan dukungannya kepada miliarder Michael Bloomberg untuk maju sebagai kandidat selanjutnya menggantikan Trump.

Dilansir dalam laman News Week, bagi Buffet, Bloomberg merupakan calon presiden yang sangat baik karena memiliki tujuan yang tepat untuk orang Amerika.

Selain itu, Bloomberg juga sangat mengerti tentang sistem pasar sehingga Amerika tidak akan mengalami pelemahan perekonomian dan tentunya Buffet tidak akan mengalami kesulitan lagi seperti saat harga sahamnya harun melemah akhir-akhir ini. 

Mike Bloomberg telah lama dikabarkan akan menjadi salah satu kandidat Presiden Amerika selanjutnya, namun sayangnya ia belum membuat pernyataan khusus mengenai ini.

Meskipun ada beberapa nama miliarder yang akan maju pada pemilihan Presiden Amerika mendatang seperti mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, Buffet tidak menyatakan jika ia akan mendukung Schultz juga.

Dukungan Buffet hanya tertuju untuk Mike Bloomberg. Baginya, kepemimpinan Trump saat ini layaknya sebuah film horor yang buruk namun untuk versi pemerintahannya. Donald Trump bagai mimpi buruk bagi Warren Buffet.

 


Harga Saham Jatuh, Warren Buffet Sindir Donald Trump

Buffet tinggal di rumah yang sudah dia tempati sejak 1958 di Omaha, Nebraska. Rumah itu tidak memiliki pagar.

Jatuhnya harga saham Warren Buffet pada akhir pekan lalu, membuatnya menyalahkan Trump akan hal ini. Seperti yang diketahui, Buffet merupakan salah satu pendukung Hillary Clinton untuk memimpin gedung putih pada 2016 tentunya melemahnya harga saham yang dimilikinya menjadi waktu yang tepat baginya untuk menyerang Trump.

Dilansir pada laman Newshub, Warren Buffet menyalahkan Trump karena peraturan yang dibuat olehnya telah membuat perekonomian negara melemah sehingga ketika Berkshire Hathaway melemah, Buffet tidak menemukan perusahaan yang ingin membeli sahamnya.

Kekesalan Buffet ini ia tuliskan dalam surat tahunan kepada pemegang saham Berkhsire.

Selain itu, Buffet juga menambahkan bahwa jatuhnya harga saham di Kraft Heinz Co yang sangat drastis ini menyebabkan kerugian sebanyak USD 23,59 miliar atau setara Rp 330.6 Triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.017) pada kuartal ke empat. 

Meskipun mengalami penurunan harga saham, ternyata masih ada 90 bisnis yang dimilikinya masih bekerja dengan baik salah satunya perusahaan asuransi Geico, dan kereta api BNSF.

Meskipun Trump sering sekali mendapatkan penghargaan atas kebijakan ekonomi yang diambil, namun ini di patahkan oleh Buffet.

Perang dagang yang terjadi antara ASdan China dijadikan Buffet sebagai wadah untuk mengkritik Trump karena seperti yang diketahui, Buffet memiliki perusahaan yang berinvestasi dalam pembuatan mobil listrik China BYD Co.

Baginya, untuk menjalankan bisnis secara individu merupakan suatu kesombongan. Sungguh sulit bagi Amerika untuk melakukannya sendiri tanpa bantuan negara lain.

"Orang Amerika akan menjadi lebih makmur dan aman jika dapat bekerja sama dengan semua negara berkembang," tambah Buffet.

Buffet pun berharap jika kedepannya Berkshire dapat berinvestasi dalam jumlah besar tanpa ada batasnya perang dagang. Gedung Putih masih belum dapat dipintai keterangan untuk menanggapi keluhan Warren Buffet ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya