Singapura Temukan 2 Merek Permen Mengandung Obat Lemah Syahwat

Dua permen bermerek Soloco dan Hickel ditemukan mengandung obat lemah syahwat dengan dosis tinggi oleh otoritas Singapura. Permen Ini dianggap berbahaya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 26 Feb 2019, 18:03 WIB
Ilustrasi permen atau gula-gula (iStock)

Liputan6.com, Singapura - Otoritas kesehatan Singapura menemukan dua merek permen yang mengandung obat lemah syahwat. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 26 Februari 2019, diketahui bahwa kedua produk dijual melalui toko daring (online).

Keduanya bermerek Soloco dan Hickel, dengan kemasan seperti permen tradisional. Salah satu dari keduanya memiliki tampilan berwarna coklat, mencantumkan tulisan "100% buah alami".

Menurut salah satu pejabat di Health Science Authority (HSA), permen itu mengandung tadalafil dalam takaran sangat tinggi, yang biasa digunakan sebagai obat bagi masalah seksualitas.

"Tadalafil (dalam permen itu) berjumlah 30 kali lebih tinggi dari dosis biasa," kata HSA dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (26/2/2019).

Konsumsi dalam Dosis Tinggi Berbahaya

Dengan jumlah dosis yang melampaui batas, HSA mengimbau publik untuk tidak mengonsumsi dua permen tersebut. Menurutnya, konsumsi tadalafil dalam jumlah banyak akan berpotensi menderita penyakit serius.

"Mengondumsi tadalafil dalam dosis tinggi sangat berbahaya dan dapat meningkatkan risiko serius terhadap sejumlah penyakit, termasuk serangan jantung, stroke, penglihatan, dan gangguan pendengaran," lanjut HSA.

Konsumsi tadalafil tanpa pengawasan medis mampu menyebabkan priapisme berkepanjangan di mana konsumen dapat mengalami ereksi menyakitkan. Bahkan bagi penderita jantung, obat lemah syahwat dengan dosis yang tidak tepat berpotensi mengancam jiwa. 

Soloco ditemukan beberapa waktu lalu oleh petugas bea cukai di Woodlands Checkpoint, ketika seorang perempuan berusi 29 tahun hendak membawa produk ke Singapura. Sedangkan "permen" Hickle dilaporkan kepada HSA oleh seorang jurnalis.

Saat ini otoritas kesehatan Singapura telah bekerja sama dengan bagian administrasi situs perdagangan daring untuk menghentikan penjualan produk.

Simak pula video pilihan berikut:


Bertujuan Mengelabui Konsumen

Foto: iStock

Menurut klaim HSA, obat tersebut memang secara sengaja dijual dalam bentuk permen dalam rangka mengelabui konsumen. Beberapa pengiklan bahkan mengatakan permen itu mampu meningkatkan kesehatan jantung, menyembuhkan diabetes, serta bermanfaat untuk fertilitas dan imunitas.

Informasi gizi dan sertifikasi makanan seperti logo UK Food Standards Agency dan Good Manufacturing Practice juga tercetak di kemasan. Bahkan pada kemasan Soloco terdapat kode QR untuk "pemeriksaan keaslian".

Hal itu dilakukan untuk mengelabui publik agar berpikir bahwa produk aman dan berkualitas baik.

Adapun produk telah dijual secara daring, baik melalui situs jual-beli maupun media sosial seperti Facebook. Produk yang dijual degan kemasan permen tradisional tersebut diiklankan sebagai produk yang "100% alami" dengan menyebut "formula tanaman murni tanpa efek samping".

"Siapa pun bisa menjadi penjual di platform e-commerce ini. Anda tidak dapat memastikan di mana dan bagaimana produk ini dibuat. Mereka mungkin dikemas dengan baik atau tampaknya disertifikasi untuk memenuhi standar internasional, tetapi sebenarnya mengandung bahan yang tidak diumumkan yang dapat membahayakan kesehatan Anda," kata HSA.

HSA juga mengingatkan agar publik lebih berhati-hati terhadap segala jenis obat atau makanan yang menjanjikan efek luar biasa dalam waktu singkat.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya