BKPM Kewalahan Hitung Derasnya Investasi Asing Masuk ke Unicorn RI

BKPM menyatakan, besarnya arus modal asing ke unicorn sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2019, 20:10 WIB
Kepala BKPM Thomas Lembong saat diskusi FMB 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', Jakarta, Selasa (26/2). Sejalan dengan hal tersebut pemerintah juga berusaha untuk menarik dan memfasilitasi para investor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan, partisipasi investasi asing dalam perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi di atas USD 1 miliar atau unicorn cukup besar.

Namun, dia menegaskan partisipasi modal domestik juga tak kalah besarnya.

"Memang partisipasi sektor asing itu besar. Tapi saya bisa membenarkan partisipasi modal domestik juga sangat besar. Jadi perkiraan saya, ya imbang," kata Thomas dalam sebuah acara disukusi di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Dia mengungkapkan besarnya arus modal asing ke unicorn sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. Akan tetapi, hingga kini dia menyatakan, pihaknya belum memperoleh angka pasti besaran investasi asing di unicorn.

"Tiba - tiba muncul banyak soal fund rising ini itu. Kalau di jumlah gede juga. Tapi kok di BKPM tidak ada datanya. Karena munculnya anak muda semua yang kebanyakan pada tidak sadar ada prosedur pendaftaran di BKPM," ujar dia.

Selain itu, pertumbuhan unicorn dinilai sangat pesat sekali sehingga sulit untuk melacak total investasinya.

"Pertumbuhan baik arus modal maupun unicorn itu tumbuh cepat. Jujur, kewalahan kita tracking ya. Tiga tahun ini saya kumpulkan data itu. Terus terang masih berlanjut. Karena luas dan dinamis. Kami kewalahan memang. Struktur financial juga ruwet. Misalnya, memisahkan kendali usaha dari modal yang disetor memakai struktur keuangan yang kompleks," kata dia.

Namun, jika dilihat dari total Foreign direct investment ( FDI) atau investasi asing diperkirakan investasi untuk unicorn adalah 15-20 persen.

"Pada dasarnya yang namanya FDI itu kisarannya 9-12 miliar dolar AS per tahun. Perkiraan kami policy yang masuk ke e-commerce 15-20 persen. Ya 2-2,5 miliar dolar AS yang masuk per tahun," kata Thomas.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 


Selanjutnya

Menkominfo Rudiantara (tengah), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) dan Kepala BKPM Thomas Lembong dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?' di Jakarta, Selasa (26/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Oleh karena itu, masifnya aliran modal asing tidak akan membuat dana unicorn kabur ke luar negeri.

Sebab menurut dia para investor asing tidak akan mengambil alih kekuasaan pada perusahaan yang dia tanami modal.

Seperti diketahui Indonesia saat ini memiliki empat unicorn yaitu Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.

"Di dalam investasi ventura ada perbedaan besar soal jumlah modal dan kendali atas usaha. Justru investor seperti saya dulu, tidak mau pegang kendali atas yang kita modali. Kita mau jadi invesor pasif," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya