Saraswati Gerindra: Wisata Halal Bakal Tambah Investasi Baru di Bali

Rahayu mengatakan, model investasi halal juga sudah dilakukan di negara-negara besar yang bukan mayoritas muslim.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 06:04 WIB
Politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto- Sandiaga Uno menegaskan wisata halal hanya usulan untuk menambah investasi baru di Bali.

Sebelumnya, usulan itu diungkap oleh cawapres Sandiaga Uno saat berkunjung ke pulau dewata.

"Itu istilah atau usul yang diajukan Sandi dan saya rasa bukan untuk mengubah yang sudah ada, tapi menambahkan identitas baru yang selama ini belum ada," ujar Juru Bicara BPN Rahayu Saraswati kepada wartawan, Selasa, 26 Februari 2019.

Ketua DPP Gerindra ini menambahkan, usulan itu merupakan salah satu langkah membuka peluang investasi. Terlebih Indonesia merupakan negara muslim terbesar di Indonesia.

Dia juga mengatakan, model investasi halal juga sudah dilakukan di negara-negara besar yang bukan mayoritas muslim.

"Banyak negara yang bukan mayoritas muslim namun membuka investasi bank syariah, begitu juga wisata halal. Kenapa kita tidak menginvestasikannya, sekali lagi, ini hanya usulan," ujar caleg DPR Dapil DKI 3 ini.

Anggota Komisi VIII DPR RI ini kembali menegaskan, wacana wisata halal usulan Sandiaga Uno hanya untuk membuka jalan investasi. Putri Hashim Djojohadikusumo itu tidak mempersoalkan penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster terhadap usulan tersebut.

"Itu hak mereka ya, siapapun yang menolak. Ini sebatas usulan membuka investasi," ujar Ketua Bidang Advokasi Perempuan DPP Partai Gerindra ini.

 


Ditolak Gubernur Bali

Cawapres Nomor Urut 2 Sandiaga Salahuddin Uno Mengaku mendapat banyak bekal ilmu sebagai seorang pengusaha dari Pendiri Sinar Mas Grup Eka Tjipta Widjaja (Maulandy/Liputan6.com)

Sebelumnya, Sandiaga Uno mengusulkan adanya wisata halal di Bali. Usulan itu langsung direspon penolakan sejumlah pihak termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster.

I Wayan Koster menegaskan, tidak berminat mengganti branding Bali sebagai pariwisata budaya.

"Saya kira untuk Bali sudah ada branding-nya sesuai kearifan lokal Bali. Karakter Bali yaitu pariwisata berbasis budaya. Saya kira nggak perlu lagi kita mengembangkan branding yang lain justru itu akan mempersempit dan mengecilkan branding sejenis yang sudah ada di Bali, wisata budaya," ujar Koster.

Penolakan juga datang dari DPRD Bali dan tim pemenangan Jokowi- Ma'ruf Amin.

 

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya