100 Persen Desa di Wilayah Terluar Sumbar Menikmati Listrik

Masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) Sumatera Barat (Sumbar) telah menikmati listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Feb 2019, 09:47 WIB
Teknisi mengecek Power Bank dan Mobile UPS penyuplai listrik di Hotel Sultan, Jakarta, (15/2). Pemasangan alat yang disediakan PLN itu untuk penyuplai pasokan listrik acara debat capres dan cawspres kedua pada Minggu besok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) Sumatera Barat (Sumbar) telah menikmati listrik.

Hal ini ditandai dengan elektrifikasi desa 100 persen untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai. Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, dengan ada  program Ekspedisi Mentawai Terang, yang dicanangkan PLN UIW Sumbar pada 2018, PLN dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik masyarakat di daerah 3T.

Untuk Kepulauan Mentawai saat ini dipasok dari sembilan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tersebar di beberapa kecamatan dengan total 43 unit mesin pembangkit yang beroperasi dengan kapasitas 5.345 Klio Watt (kW) dan  beban puncak saat ini sebesar 3.364 kW.

"Khusus untuk PLTD Tua Pejat yang memiliki 8 unit mesin pembangkit dengan daya terpasang 4.120 kW. Saat ini melayani beban puncak sebesar 1.688 kW sehingga surplus 1.187 kW," kata Wiluyo, di Jakarta Rabu (27/2/2019).

Saat ini Sumbar, memiliki pasokan listrik dengan kapasitas Pembangkit 703 Mega Watt (MW) dengan  beban puncak sebesar 593 MW. Selain dipasok dari pembangkit sendiri, Sumatera Barat juga dipasok dari Sistem interkoneksi 150 kV.

 


Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata

Sumatera Barat seakan tak pernah kehabisan pesona wisatanya. Tempat ini memiliki aneka ragam budaya Minang yang menarik untuk dipelajari

PLN tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Sumatera Barat melainkan juga siap mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sumatera Barat. Khususnya Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui ketersediaan pasokan listrik.

"Meski banyak halangan dalam proses melistriki seluruh negeri, tentu sudah menjadi kewajiban dan harapan kami agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mendapatkan listrik mengingat listrik adalah kebutuhan vital dan sudah menjadi kewajiban bagi PLN untuk memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat," papar Wiluyo.

Program Listrik Desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini merupakan bagian dari Program Listrik Desa di seluruh Regional Sumatera, pada  2018 telah membangun sebanyak 1.954 kms Jaringan Tegangan Menengah, 1.710 kms Jaringan Tegangan Rendah  dan 647 gardu dengan kapasitas 50.000 kVA. 

Infrastruktur tersebut dapat melayani kebutuhan listrik 378 desa di Regional Sumatera. Jaringan baru sepanjang 19,2 KMs (JTM) dan 7,7 KMs (JTR) dengan memiliki lima unit gardu dengan kapasitas 250 KVA.

Adapun tiga gardu di Desa Bosua sebesar 150 KVA dan dua gardu di Desa Beriulou sebesar 100 KVA yang diharap harapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat kedua desa.

Dengan ada program ini rasio elektrifikasi di Sumatera Barat meningkat 4,43 persen dari 88,53 persen menjadi 92,96 persen terhitung dari Desember 2017 hingga Desember 2018. Khusus di Kabupaten Kepulauan Mentawai Rasio Elektrifikasi meningkat 13,43 persen  dari 43,07 persen menjadi 56,50 persen. 

Rasio Desa Berlistrik Sumatera Barat pada 2018 telah mencapai 100 persen, dengan rincian 1.141 desa atau 98,5 persen berlistrik dari PLN dan 17 desa 1,4 persen berlistrik non PLN dengan total 1.158 desa.

"Saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan komitmen para insan PLN untuk mewujudkan mimpi masyarakat Desa Bosua dan Desa Beriulou untuk menikmati listrik selama 24 jam," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya