Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran Indonesia di mata dunia perfilman menjadi salah satu kunci penting bagi kemajuan perfilman Indonesia.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengapresiasi serta memfasilitasi keberangkatan sineas Indonesia ke Cannes International Film Festival 2024 yang berlangsung pada 14 sampai 25 Mei 2024 di Cannes, Prancis.
Advertisement
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, keterlibatan sineas Indonesia dalam festival film internasional akan semakin mengokohkan ekosistem perfilman nasional. Dia menyebut, hal ini telah menunjukkan kemampuan para pelaku film nasional yang bisa menembus pasar dunia.
"Saat ini, pelaku sinema nasional tidak sekadar unjuk gigi di level domestik, tapi sudah berdaya saing di tataran internasional juga. Kembali ikut andilnya pelaku film Indonesia di festival internasional menjadi tanda bukti bahwa kualitas sinema nasional semakin mampu bersaing di mancanegara” ujar Hilmar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/5/2024).
Dia menambahkan, Kemendikbudristek akan terus memberikan akses kepada para sineas Indonesia untuk dapat berpartisipasi di berbagai festival film internasional guna mendapatkan pengalaman, pertukaran ilmu hingga membuka peluang kolaborasi.
"Melalui Dana Indonesiana, diharapkan semakin mempermudah pelaku seni dan budaya dalam mengembangkan karya-karyanya serta memperkuat jejaring di tingkat internasional, termasuk keberangkatan para sineas kali ini ke Cannes Film Festival," jelas Hilmar.
Komitmen Dukung Film Nasional
Senada dengan Hilmar, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudrsitek Ahmad Mahendra menuturkan, pihaknya akan selalu berkomitmen mendukung langkah pelaku film nasional agar dapat terlibat pada berbagai festival film internasional.
Mahendra berharap dukungan pemerintah seperti ini akan menumbuhkan semangat para sineas Indonesia untuk terus berkarya.
"Dalam menunjang hal tersebut, kami juga membuka Indonesia Pavilion dalam memberikan ruang bagi para sineas kita untuk berinteraksi dan mempromosikan karya-karya mereka di Marche Du Film Festival de Cannes," ucap dia.
"Kami juga membuka ruang bagi para sineas kita untuk berinteraksi dengan perfilman negara lain melalui Indonesian Night. Semoga ini menjadi wadah yang baik dalam membawa lebih dekat perfilman Indonesia ke mata dunia," pungkas Mahendra.
Sementara itu, aktor film Women From Rote Island sekaligus penerima Dana Indonesiana Fasilitasi Bidang Kebudayaan Internasional Van Jhoov menyebut, dirinya sangat senang dan bangga bisa hadir di Cannes International Film Festival 2024 bersama dengan para sineas Indonesia lainnya.
"Tentunya sangat berterima kasih kepada Kemendikbudristek yang telah memberikan fasilitas, dukungan, dan apresasi yang tinggi kepada kami para sineas tanah air. Semoga ini menjadi pemicu dalam melahirkan karya-karya hebat film Indonesia ke depannya," kata Van Jhoov.
Advertisement
Gelaran Cannes International Film Festival
Cannes International Film Festival merupakan salah satu ajang paling bergengsi di dunia perfilman. Setiap tahunnya, lebih dari 14 ribu pelaku industri film hadir pada Cannes International Film Festival untuk mempresentasikan dan menemukan sekitar 4000 film serta proyek yang sedang dikembangkan di 33 tempat pemutaran film.
Producers Network menjadi salah satu program utama para produser Indonesia selama berada di Cannes. Ada pun kelima produser Indonesia yang ikut dalam program Producers Network dalam tajuk Producers Under The Spotlight, antara lain Yulia Evina Bhara (Kawan-Kawan Media), Gita Fara (Cineria Films), Ifa Ifansyah (Forka Films), Mandy Marahimin (Talamedia), dan Muhammad Zaidy (Palari Films).
Tak hanya itu, ada pula rumah produksi Indonesia yang berpartisipasi dalam Marche Du Film Festival De Cannes (pasar Festival Film Cannes) yaitu MD Pictures, Visinema Pictures, Miles Films, dan Rapi Films.
Melalui program ini, para produser serta rumah produksi Indonesia diharapkan dapat memperkenalkan karya-karya mereka di hadapan para pemangku kepentingan perfilman internasional dan membuka kesempatan untuk berjejaring dan berkolaborasi.
Terdapat juga pemutaran film Women From Rote Island produksi Bintang Cahaya Sinema di sela-sela Marche Du Films berlangsung serta film Oma yang mengikuti program Cannes Docs berupa documentary pitching guna mendapatkan peluang ko-produksi antarnegara.