Cerita Penambang Emas di Bolaang Mongondow yang Lolos dari Maut

Puluhan orang penambang terjebak di dalam lubang setelah longsor melanda kawasan pertambangan emas tanpa izin (PETI) Bakan, Bolaang Mongondow.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 27 Feb 2019, 15:00 WIB
Foto: Yoseph Ikanubun/ Liputan6.com

Liputan6.com, Bolaang Mongondow - Longsor yang terjadi di kawasan pertambangan emas tanpa izin (PETI) Bakan, Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Selasa (26/2/2019) sekitar pukul 20.15 Wita, mengakibatkan puluhan penambang tertimbun. Dua orang ditemukan meninggal dunia, 14 selamat, dan lainnya masih berada di dalam lubang tambang.

Dari belasan penambang yang selamat itu, dua di antaranya berasal dari Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, yaitu Ito dan Ino.

Ino mengatakan masih banyak temannya yang berada di dalam lubang di lokasi pertambangan yang oleh warga sekitar disebut dengan ‘busa’.

"Setahu kami, masih ada sekitar 30-an penambang yang berada di dalam lubang dan belum berhasil keluar akibat terjebak longsor," kata Ino.

Ino juga mengatakan, terdapat beberapa titik longsor di dalam lubang, sehingga penambang yang terjebak di dalamnya kesulitan untuk keluar.

"Para penambang sebagian berasal dari Desa Tanoyan Selatan, Bilalang, Genggulang, Mopusi, Bongkudai, dan Motoboi Kecil, Kabupaten Bolaang Mongondow," ujarnya.

Kedua korban selamat itu tidak merinci bagaimana dirinya bisa lolos dari longsoran itu. Keduanya hanya mengaku semua karena kuasa Tuhan.

"Kami bersyukur bisa lolos," ujar Ito.

Hingga Rabu (27/02/2019) siang, sudah 16 penambang emas yang berhasil dievakuasi. Korban yang mengalami luka berat dilarikan ke RSUD Kotamobagu, sedangkan yang luka ringan kembali ke rumah masing-masing.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya