JK Ingin Mahasiswa Perbankan Kuasai Ilmu Teknologi

JK menjelaskan, pada masa lalu, perbankan hanya menganut sistem kepercayaan. Kini harus ditambah, dengan bisnis teknologi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 15:04 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla menaiki MRT (Mass Rapid Transit) dari Stasiun Bundaran HI Jakarta, Rabu (20/2). Kalla ditemani Menhub Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Anies Baswedan saat menjajal MR rute Bundaran HI-Lebak Bulus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka seminar nasional perbanas institut (SNAP) 2019 dengan tema 'Rethinking Of Busines Model in The Innovation Era: A Consequen of Industri 4.0' di Institut Perbanas, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019).

Dalam sambutannya JK menyarankan mahasiswa perbankan agar menguasai Teknologi Informasi (TI).

"Apabila kita bicara bank, baik pada pelaksana atau profesional atau mahasiswa di bidang perbankan, maka tanpa pengetahuan tentang IT maka bank itu akan ditinggalkan," kata JK di Institut Perbanas, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019). 

Dia menjelaskan dulu perbankan hanya menganut sistem kepercayaan. Kini harus ditambah, dengan bisnis teknologi.

"Jadi dunia perbankan, kalau duKarena bukan lagi bisnis kepercayaan melulu, tapi orang berpikir kalau kita mau kirim uang, dulu hitungannya hari, kemudian jam, sekarang detik," ucap Politikus Partai Golkar itu.

 


Semua Hal Ingin Cepat

Menurutnya masyarakat saat ini menginginkan semuanya serba cepat dalam hal apapun. Semua yang serba cepat itu, menurut JK, bisa direalisasikan bila generasi muda saat ini menguasai teknologi.

"Karena itulah maka apabila kita berpikir kembali, rethinking dari bussiness model dalam era inovasi ini ialah sebenarnya terjadi," ungkap JK. 

Tidak hanya di perbankan, di dunia usaha penggunaan Teknologi informasi juga harus dikedepankan agar tidak tertinggal dari negara lain.

"Siapa yang tidak punya teknologi dia akan tersingkir dari pasar. Dan tidak semua bisa, jadi akhirnya memang seperti didunia ini maka terjadilah suatu sistim yang lebih monopolistik," kata Jusuf Kalla.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya