Liputan6.com, Jakarta Dalam debat calon presiden (capres) kedua istilah unicorn mencuat seketika menjadi perhatian publik. Netizen ramai-ramai membahas istilah tersebut di berbagai media sosial, bahkan, unicorn menjadi trending topic di twitter usai debat capres itu.
Ada yang menanggapi serius bahkan ada pula netizen membuat ‘meme’ tentang unicorn. Jadi, apakah istilah unicorn itu?
Advertisement
Istilah unicorn sudah lahir sejak 2013. Saat itu, unicorn dilontarkan oleh seorang investor bernama Aileen Lee.
Dilansir International Business Times, Senin (18/2/2019), istilah itu tercuat karena Lee ingin mengetahui seberapa menjanjikannya berinvestasi pada salah satu startup.
Hasil penelitian mengejutkan, 0,07 persen perusahaan ventura telah memiliki lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14, 079 triliun). Persentase itu semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Singkatnya, Unicorn merupakan istilah yang kerap digunakan pada industri perusahaan teknologi untuk mendefinisikan perusahaan privat yang memiliki nilai valuasi lebih dari USD 1 miliar.
Di Indonesia, saat ini telah memiliki 4 perusahaan yang berlabel unicorn. Untuk wilayah Asia terdapat 7 unicorn. 4 di antaranya ada di Indonesia. Dengan begitu, Indonesia memiliki unicorn terbanyak se-Asia.
Beda ‘Kasta’
Cerahnya perkembangan startup di Indonesia, membuat valuasi dari perusahaan unicorn tersebut naik. Perkembangan tekonologi tak menutup kemungkinan jika perusahaan Unicorn di Indonesia akan naik level yang lebih tinggi. Apakah setelah unicorn, ada perusahaan Indonesia yang akan jadi Decacorn?
Dari istilah unicorn kita mengenal sebuah perusahaan yang memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar. Namun, ada pula istilah lain yaitu Decacorn.
Istilah itu merupakan sebuah perusahaan startup yang memiliki valuasi senilai 10 miliar dolar atau sekitar Rp 130 triliun atau lebih. Tingkatan yang melebih unicorn ini digadang-gadang menjadi perusahaan besar, bahkan bisa diartikan bernilai 10x lipat dari unicorn
Bicara Decacorn, ternyata di Asia terdapat perusahaan yang sudah sampai level tersebut, yaitu Grab. Perusahaan transportasi online itu sudah tersebar di 8 negara itu menjadi perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara. Grab telah berhasil masuk ke level Decacorn.
(*)