Pengusaha Logistik Minta Tarif Tol Trans Jawa Turun

Pengusaha logistik mengungkap alasan truk angkutan logistik enggan mau masuk ke jalan tol Trans Jawa.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 27 Feb 2019, 18:55 WIB
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha mengungkap alasan truk angkutan logistik enggan mau masuk ke jalan tol Trans Jawa. Salah satunya lantaran tarif tol yang dinilai sangat tinggi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto mengatakan, tarif tol yang tinggi memang menjadi alasan utama truk angkutan logistik enggan masuk ke jalan tol.

"Truk enggak mau masuk itu karena biaya. Karena sistemnya truk itu borongan. Misalnya 2 hari sampai sana (tujuan), biaya sekian," ujar dia di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk tol yang baru diresmikan seperti pada beberapa ruas di Trans Jawa, seharusnya ditetapkan tarif yang lebih murah. Sehingga keberadaan tol tersebut diminati oleh truk logistik.

"Harusnya sekian tahun pertama harusnya familiarsiasi dulu. Jangan kita masuk sudah tinggi. Ini nanti katanya 15 tarif tol mau naik lagi," ‎ungkap dia.

Jika tarif tol yang dikenakan sudah langsung tinggi, kata Budi, akibatnya keberadaan tol justru tidak dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga tujuan dibangunnya tol untuk menekan biaya logistik pun tidak akan tercapai.

"Pemanfaatannya tidak maksimal, karena ada regulasi-regulasi ini," tandas dia.


Tarif Tol Trans Jawa Disebut Kemahalan, Ini Reaksi Menko Luhut

Tol Trans Jawa Pasuruan - Probolinggo. Dok: Kementerian PUPR

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara menanggapi kritik yang menyatakan bahwa tarif tol trans Jawa mahal.

Menurut dia masih terlampau dini untuk menilai bahwa jalan tol tersebut mahal. Sebab jalan bebas hambatan tersebut baru saja tersambung pada tahun ini.

"Jalan tol Trans Jawa terlalu mahal, itu dilihat dari mana? Kita perlu lihat keseimbangannya jangan buru-buru untuk menilai," ungkap Luhut dalam acara afteroon tea di Kantornya, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini kembali menegaskan, jalan tol dibangun sebagai alternatif bagi pengguna jalan. Jika pengguna jalan ingin murah dengan waktu tempuh yang lebih lama maka tidak perlu menggunakan jalan tol.

"Nanti akan terjadi perubahan, orang jadi punya pilihan. Kalau enggak mau bayar dia lewat Pantura (Jalan non-tol), kalau mau cepat ya dia lewat tol," jelasnya.

Menurut Luhut, seiring berjalannya waktu jalan tol trans Jawa akan dibanjiri oleh pengguna jalan. Sebab kehadiran tol trans Jawa membuat waktu tempuh melalui jalur darat tidak kalah cepat dengan menggunakan moda transportasi seperti kereta api hingga pesawat terbang.

"Dua minggu lalu di Solo orang enggak mau lagi naik pesawat, karena dia 2,5 jam sudah sampai di Surabaya. Kita perlu lihat keseimbangannya. jangan buru-buru menilai," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya