Liputan6.com, Hanoi - Ada banyak hal yang masih dirahasiakan atau belum terungkap dalam KTT kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Hal ini tentu mengundang banyak tanya, apakah kesepakatan besar akan terjadi dan memberi dampak positif?
Namun, gerak tubuh keduanya dinilai menyimpan banyak makna, terutama dalam pertemuan pertama di Singapura tahun 2018. Pakar penerjemahan dan interpretasi Julie Giguere yang berpikir demikian, seperti dikutip dari laman CNN, Rabu (27/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, perilaku mereka pada pertemuan sebelumnya di Singapura menunjukkan bukti latar belakang budaya yang berbeda dan memberikan wawasan tentang perasaan mereka.
"Ketika bergerak dari lokasi pertemuan awal menuju lokasi KTT, Donald Trump mempersilahkan Kim Jong-un untuk berjalan di depannya. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk menenangkan situasi dan Trump juga menggunakan tangannya untuk membimbing 'pria yang jauh lebih muda dari dirinya itu' sebagai indikasi keinginan untuk menegaskan dominasi," kata Giguere.
"Sementara Kim menghabiskan sebagian besar waktu melihat ke bawah dan mendengarkan Trump berbicara dengan cara yang sebagian besar bersifat mendamaikan. Bahasa tubuh Trump yang lebih agresif dan Kim menepuk-nepuk bahu Trump, ditafsirkan sebagai keinginan untuk menegaskan kontrol, menyembunyikan kekakuan di kedua sisi."
Dia menambahkan bahwa penting bagi pengamat untuk memperhitungkan perbedaan etiket dalam etika Amerika dan Korea Utara.
"Jabatan tangan memainkan peran penting dalam salam dan etiket Korea secara umum. Ini adalah salah satu cara di mana Donald Trump menunjukkan kesopanan dan rasa hormat kepada pemimpin Korea Utara tanpa terlalu ramah, meski sudah bertemu sebelumnya," kata Giguere.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Trump Temui Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc
Sebelum bertemu dengan Kim Jong-un, Donald Trump terlebih dahulu menemui Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc pada Rabu siang, 27 Februari 2019. Keduanya dikabarkan mengadakan perbincangan bilateral.
Substansi yang dibicarakan oleh Nguyen dan Trump berkisar pada pencapaian masing-masing negara, khususnya pada 2018.
Nguyen berbicara dengan hangat tentang keberhasilan ekonomi AS di bawah kepemimpinan sang presiden nyentrik.
"Selamat atas kinerja ekonomi Anda, Tuan Presiden," kata Nguyen, berusaha menunjukkan simpati terhadap tamu kehormatannya, dikutip dari CNN pada Rabu (27/2/2019).
Seolah tak ingin kalah, Trump membalas pernyataan Nguyen dengan pujian serupa. Ia menyebut terdapat "kemajuan luar biasa" yang telah dicapai oleh Vietnam sejak 2017.
Dalam kesempatan yang sama, Trump tak lupa menyematkan apresiasi terhadap negerinya sendiri.
Sang presiden nyentrik mengatakan bahwa dirinya menghargai potensi pembelian peralatan militer AS oleh Vietnam, yang ia sebut sebagai "peralatan militer terbaik di dunia sejauh ini."
Bertemu dengan Perdana Menteri dan sejumlah pejabat tinggi Vietnam adalah salah satu agenda Trump sebelum bertemu dengan Kim Jong-un.
Trump dan Jong-un diprediksi akan bertemu pertama kali pada acara makan malam, Rabu 27 Februari 2019, yang bertempat di Hanoi Opera House.
Sedangkan pertemuan puncak (KTT) disebut-sebut akan berlangsung di Sofitel Legend Metropole. Hotel bergaya Prancis yang pernah dikunjungi Trump pada 2017 itu, akan digunakan sebagai tempat bernegosiasi bagi para delegasi kedua pihak.
Advertisement