Liputan6.com, Jakarta - Tumpukan sampah menggunung di rumah kemungkinan masih ada yang berguna bila kita memilahnya. Namun, tak sedikit rumah tangga yang mencampurkannya begitu saja dengan berbagai alasan.
Padahal, pemilahan membantu Anda untuk menekan produksi sampah dari rumah. Apalagi, menurut data yang dilansir dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan sebanyak 24 persen sampah belum dikelola.
Baca Juga
Advertisement
Pemilahan bisa berhasil bila dimulai sekarang dan dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Tapi, banyak yang gagal karena tak mengerti caranya seperti dilontarkan sejumlah peserta Workshop Bukalapak 'Trash to Treasure', pekan lalu.
Duta Lingkungan Hidup Tasya Kamila berbagi tips mudah membiasakan pemilahan sampah di rumah. Yang pertama adalah menyediakan dua tempat sampah. Sampah kemudian dipilah menjadi sampah basah dan kering.
"Sampah itu sederhana sebenarnya, tapi kalau buang sembarangannya secara masif, sampahnya juga akan masif. Pengelolaan sampah bisa dilakukan asal kita mau," kata Tasya.
Sampah basah atau organik meliputi sisa makanan, kulit buah, dan bahan-bahan lainnya. Ia menyarankan agar tempat sampah basah diletakkan di dapur agar mudah diakses. Setelah terkumpul, sampah tersebut dipindahkan ke tong komposter, lalu ditambahkan cairan bioaktivator untuk diolah menjadi kompos.
"Nanti jadinya kompos cair, tapi ampasnya bisa jadi kompos padat. Bisa bantu deh suburkan tanah," katanya.
Sampah Kering
Sementara itu, sampah anorganik dimasukkan ke dalam tempat sampah kering. Founder Kertabumi Recycling Center, Iqbal Alexander menerangkan meski sampah anorganik bisa dikategorikan dalam banyak macam, Anda bisa memulainya dengan menyatukan semua sampah anorganik di satu tempat.
Ia juga mengingatkan agar tempat sampah yang dipakai selalu terjaga kebersihannya agar seluruh anggota keluarga tak merasa jijik. Di sini diperlukan kerjasama seluruh anggota keluarga.
"Semua sampah anorganik disatukan dulu, apalagi kalau baru (memilah). Tong sampahnya kemudian digambar dan diwarnai semenarik mungkin. Nah, nanti yang kering (sampahnya) tinggal didonasikan," kata dia.
Bila telah terbiasa, Anda bisa mulai memilah sampah anorganik menjadi lebih spesifik. Contohnya, sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang.
"Yang tidak bisa didaur ulang itu contohnya popok bayi. Jadi, sebaiknya popok diletakkan di tempat tersendiri," ujar Iqbal seraya menyatakan sampah yang tidak bisa didaur ulang, bisa diserahkan langsung kepada Dinas Kebersihan terdekat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement