Liputan6.com, Hanoi - Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja meninggalkan Metropole Hotel, Hanoi, Vietnam usai melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Menurut laporan dari CNN, Rabu (27/2/2019), Donald Trump meninggalkan Metropole Hotel setelah melangsungkan makan malam bersama rombongan dari kedua negara.
Baca Juga
Advertisement
CNN juga menyebut, Trump meninggalkan lokasi pertemuan 1 jam 42 menit setelah makan malam bersama.
Suasana makan malam dilaporkan berjalan baik, percakapan keduanya dinilai hangat. Donald Trump mengatakan bahwa sebelum makan malam dimulai, ia telah memegang tangan Kim Jong-un dengan penuh rasa bahagia.
"Jika Anda bisa mendengarkan dialog kami, itu semua adalah hal baik...", ujar Trump.
Agenda selanjutnya akan kembali dilaksanakan keesokan harinya, Kamis 28 Februari 2019, yaitu pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah agenda yang hingga kini belum dapat dipastikan.
Sementara itu, laman The Guardian menyebut bahwa agenda yang akan dibahas keesokan hari adalah upaya denuklirisasi, sebelum akhirnya Donald Trump meninggalkan Hanoi menuju Washington.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Trump Sebut Ada Kemajuan
Menurut laporan CNN yang dikutip Rabu (27/2/2019), keduanya mengobrol sekitar 20 menit sebelum duduk bersama di meja makan bundar untuk makan malam. Kim Jong-un dan Donald Trump disebutkan "berbagi banyak cerita menarik".
"Kami membuat banyak kemajuan," kata Trump tentang pertemuan puncak pertama mereka. "Saya pikir kemajuan terbesar adalah hubungan kami, benar-benar bagus."
Ditanya apakah KTT ini akan menghasilkan deklarasi politik untuk mengakhiri Perang Korea, Trump mengatakan: "Kita akan lihat."
Kim mengatakan dia "yakin akan mencapai hasil yang luar biasa yang akan disambut oleh semua orang."
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melangsungkan KTT di Ibu Kota Vietnam, Hanoi pada 27 dan 28 Februari, di mana ini akan menjadi pertemuan puncak kedua mereka setelah KTT Singapura, Juni lalu.
Masalah-masalah utama yang akrab dibahas dalam KTT kedua itu adalah kelanjutan denuklirisasi Semenanjung Korea, serta nasib sanksi terhadap Pyongyang, yang telah merugikan perekonomian Korea Utara.
Advertisement