Liputan6.com, Malang - Sektor usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM di Malang Raya dan sekitarnya tampak tumbuh menggeliat. Indikasi itu terlihat dari penyaluran kredit dari perbankan yang diterima para pelaku usaha itu
Total penyaluran kredit di wilayah kerja Bank Indonesia Malang sampai Januari 2019 ini mencapai Rp 50,894 triliun. Dari jumlah itu, share kredit untuk UMKM di Malang dan daerah sekitarnya mencapai 30.44 persen atau sebanyak Rp 15,491 trilyun.
“Share sebesar itu mengindikasikan perbankan di Malang sangat baik dalam memberikan kredit ke UMKM,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Azka Subhan, Rabu, 27 Februari 2019.
Baca Juga
Advertisement
Tingginya share kredit UMKM di Malang itu sudah melampaui ketentuan nasional sebesar 20 persen dari total penyaluran perbankan. Artinya, ada kepercayaan dan iklim usaha yang baik di wilayah ini. Jenis usaha yang mendapat penyaluran kredit itu sangat beragam.
Sektor usaha itu mampu menyerap banyak tenaga kerja sampai mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Meski begitu, belum semua dijadikan unggulan di masing – masing pemerintah daerah.
“Padahal itu bisa menjadi peluang investasi sekaligus potensi ekonomi di tiap daerah,” ujar Azka.
Hasil penelitian Bank Indonesia Malang pada akhir 2018 lalu, ada 10 komoditas, produk, jenis usaha (KPJU) unggulan lintas sektoral UMKM di Malang Raya, Kota dan Kabupaten Pasuruan serta Kota dan Kabupaten Probolinggo.
“Itu jadi data dasar survei ekonomi terhadap KPJU unggulan yang layak dikembangkan di daerah,” tutur Azka.
Potensi Unggulan
i Kota Malang, KPJU unggulan itu meliputi industri tempe, industri makanan ringan/camilan, toko gadget dan aksesoris, industri keripik buah, kue kering, toko elektronik, toko pakaian, pembuatan raket, warung ikan bakar, dan kafe maupun resto.
Padi sawah, aneka keripik buah (pisang, salak, nangka), ikan tuna, udang, kopi bubuk, industri tahu, tebu, kue kering, aneka kerupuk, dan toko kelontong jadi KPJU unggulan di Kabupaten Malang.
Sedang di Kota Batu, apel, aneka keripik dankerupuk, sari apel, wisata alam, kentang, wisata agro, warung makan campur, hotel Melati, wortel, dan sari strawberry. Hasil penelitian itu sudah disampaikan ke masing – masing pemerintah daerah.
“Kami rekomendasikan agar ditetapkan sebagai KPJU unggulan UMKM di tiap daerah,” kata Azka.
Pemerintah daerah, kelompok akademis, perbankan maupun asosiasi UMKM harus bersinergi. Memfasilitasi para pelaku usaha dari hulu ke hilir, membuat regulasi yang membatasi operasional toko moderen, berbagai pelatihan dan kemudahan lainnya.
Termasuk mengubah pola pikir para pelaku usaha agar tak mudah menyerah, tak segan mengakses permodalan dari perbankan ketimbang dari rentenir. Jika rekomendasi itu bisa diterapkan, sektor tahan banting ini pun diyakini semakin berkembang.
Advertisement