Liputan6.com, Tehran - Hari ini 22 tahun lalu, tanah sebuah kota bersejarah di Iran utara berguncang hebat. Gempa bumi bermagnitudo 6,1 menggoyang dekat Ardabil.
Sejumlah media yang Liputan6.com kutip menyebut lindu pada 28 Februari 1997 itu tercatat masuk dalam intensitas Mercalli maksimum VIII (Parah).
Advertisement
Gempa bumi itu terjadi pada pukul 12.57 UTC (04,27 malam waktu standar Iran) dan berlangsung selama 15 detik. Laporan awal menyebut 1.100 orang tewas, 2.600 terluka, 36.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Laporan lainnya menyebut 12.000 rumah rusak atau hancur dan 160.000 ternak mati di Ardabil.
Kerusakan parah terjadi pada jalan, saluran listrik, komunikasi dan sistem distribusi air di sekitar Ardabil. Rumah sakit dan bangunan medis lainnya pun dipenuhi pasien terdampak gempa.
Lebih dari 83 desa terdampak gempa bumi itu, dengan intensitas kerusakan yang berbeda-beda.
Di Desa Villadareh, 85 jasad ditemukan dari tumpukan puing-puing. Di Varania, desa kecil lain di dekat pusat gempa yang sebelumnya berpenduduk 85 orang, hanya tersisa 20 penduduk.
Sekitar 350 gempa susulan kemudian terjadi setelah gempa utama Ardabil. Yang terbesar bermagnitudo 5,2.
Setelah gempa, turun salju yang membuat timbunan hingga 46 cm. Kondisi tersebut menghambat upaya penyelamatan para korban terdampak gempa di kota tua Ardabil.
Pekerja bantuan dan penyelamat membantah jumlah korban tewas yang disampaikan oleh pemerintah, mereka memperkirakan mereka yang meninggal dunia mencapai 3.000 orang.
Meskipun demikian, kepala Cabang Bulan Sabit Merah Iran Seifollah Vahid Dastjerdi puas dengan langkah bantuan kemanusiaan yang diberikan. Lebih dari 8.700 tenda, 21.800 selimut, 15.300 pemanas dan lentera, serta 2.000 botol susu formula dan 80 ton roti diberikan kepada para korban gempa bumi Ardabil.
Selain itu, 60 ambulans, 127 truk dan van dan dua helikopter juga turut dikerahkan untuk mengangkut para korban, pekerja bantuan, dan persediaan ke dan dari wilayah yang terkena dampak gempa Ardabil.
Pemerintah Iran akhirnya menyatakan masa berkabung selama tiga hari untuk menghormati para korban gempa bumi di Ardabil. Presiden Iran kemudian mengunjungi daerah yang rusak pada 4 Maret.
Ardabil yang dikenal sebagai kota bersejarah di barat laut Iran dan provinsi sekitarnya terkenal dengan tanah pertaniannya, dan sebagian besar dihuni oleh orang Azeri. Sebulan sebelumnya juga pernah diguncang dua gempa bumi merusak, menewaskan sedikitnya 79 orang.
Pada tanggal yang sama tahun 1893, sejarah mencatat USS Indiana, kapal perang (battleship) pertama di United States Navy, diluncurkan. Sedangkan 28 Februari 2005 terjadi bom bunuh diri di pusat rekrutmen polisi di Al Hillah, Irak dan menewaskan 127 orang.
Saksikan juga video berikut ini: