Sektor Saham Aneka Industri Bebani IHSG

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak tipis pada awal sesi perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Feb 2019, 09:15 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak tipis pada awal sesi perdagangan Kamis pekan ini. Sempat menguat di zona hijau kemudian berbalik arah ke zona merah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (28/2/2019), IHSG hanya naik tipis 1,25 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.526,93.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 0,09 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.524. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,12 persen ke posisi 1.020,60. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

76 saham melemah sehinggga mendorong IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 114 saham menguat sehingga pelemahan IHSG tak terlalu tajam. 117 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 26.192 kali dengan volume perdagangan saham 756,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 515,9 miliar. Investor asing jual saham Rp 101,82 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.068.

Sebagian sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri turun 2,19 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian susut 0,34 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,35 persen.

Sementara itu, sektor saham tambang naik 0,30 persen, sektor saham barang konsumsi mendaki 0,08 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,09 persen.

Pada perdagangan pagi, sejumlah saham catatkan top gainer atau cetak keuntungan antara lain saham PGLI naik 25 persen ke posisi 290 per saham, saham OCAP melonjak 20,34 persen ke posisi 284 per saham, dan saham HERO naik 10 persen ke posisi 880 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham TINS merosot 7,91 persen ke posisi 1.455 per saham, saham ASII  melemah 3,62 persen ke posisi 7.325 per saham, dan saham INTA tergelincir 5 persen ke posisi 456 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,23 persen dan indeks saham Shanghai mendaki 0,05 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,15 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,38 persen, dan indeks saham Singapura susut 0,43 persen.

 


Prediksi Analis

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan terkoreksi pada perdagangan saham Kamis 28 Februari 2019. Performa IHSG diperkirakan melaju ke zona merah pada kisaran support 6.503 dan resistance di 6.543.

Pekan ini, investor menantikan data produk domestik bruto atau (GDP) Amerika Serikat (AS) yang akan segera dirilis. Sedangkan dari dalam negeri, investor masih menantikan rilis laporan keuangan emiten untuk tahun penuh 2018.

Seiring momen wait and see ini (menunggu), laju IHSG diprediksi untuk melemah dalam jangka pendek. Adapun saat ini secara teknikal indikator stochastic berada di sekitar area overbought(jenuh beli) sehingga rentang penguatan menjadi terbatas.

"Selain itu, pelemahan diakibatkan faktor global setelah the Fed memberikan sinyal tidak akan agresif menaikkan suku bunga dikarenakan beberapa data ekonomi AS menunjukkan adanya pelemahan. IHSG kemungkinan diperdagangkan di rentang 6.503-6.543," ujar Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta.

Melanjutkan, momentum pasar yang kini masih cenderung wait and see, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan memang menilai IHSG akan tertekan pada hari ini.

"Potensi koreksi wajar IHSG saya prediksikan akan berlabuh pada rentang harga 6.482-6.561," ujar dia.

Adapun saham rekomendasi menurut dia hari ini ialah saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Sedangkan Dennies menyarankan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), serta PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya