Capres Jokowi: Indonesia Sulit Maju Bila Infrastruktur Maju tapi Masih Ada Stunting

Menurut capres nomor urut 01, Jokowi, percuma infrastruktur baik kalau tidak didukung dengan SDM yang memadai.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Feb 2019, 12:20 WIB
Capres nomor urut 01 Jokowi usai Jokowi dalam Dialog Silahturahmi Paslon Presiden dan Calon Presiden Bersama Komunitas Kesehatan di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa menjadi negara maju bila sumber daya manusia (SDM) masih dihadapkan pada tingginya angka stunting, gizi buruk, lingkungan yang tidak sehat, dan masalah sanitasi.

Menurut Jokowi, infrastruktur baik saja belum cukup kalau tidak didukung dengan SDM yang memadai.

"Tadi sempat disinggung soal bonus demografi. Kalau kita tangani secara baik, menjadi produktivitas dan menjadi daya saing kita. Akan tetapi kalau kita tidak serius menangani ini, bisa jadi beban," kata Jokowi dalam Dialog Silahturahmi Paslon Presiden dan Calon Presiden Bersama Komunitas Kesehatan tenaga kesehatan di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis, 28 Februari 2019.

Beban tersebut bisa menjadi beban ekonomi maupun beban sosial. Itu adalah masalah besar yang tengah dihadapi saat ini.

"Untuk itu, ke depan, 5 tahun ini kita konsentrasi ke infrastuktur, tapi akan menggeser masuk ke pembangunan SDM," kata Jokowi.

"Salah satunya kesehatan menjadi pondasi yang harus menjadi concern kita," Jokowi melanjutkan.

 


Kesehatan, isu strategis

Jokowi menyadari bahwa kesehatan merupakan isu yang sangat strategis di Indonesia. Dan Jokowi tak menutup mata bahwa masih banyak sekali persoalan yang dihadapi di lapangan. Baik yang berkaitan dengan stunting, gizi buruk, dan yang berkaitan dengan hidup sehat.

"Kita juga harus sadar betul bahwa negara kita sebenarnya sudah masuk ke dalam G20. Negara dengan PBD terbesar dan saat ini kita berada di rangking 16," kata Jokowi.

Kemudian, soal pertumbuhan ekonomi, Jokowi mengatakan Indonesia berada di rangking ke-3. Di bawah India dan Cina.

"Artinya, sebetulnya kita memiliki kondisi yang baik dari sisi ekonomi. Dan kita tahu bahwa ke depan, apabila kita mau masuk negara yang maju, ada sebuah jebakan yang harus kita hindari, yaitu middle income trap," ujar.

Middle income trap merupakan jebakan bagi negara yang berpendapatan menengah. Bila Indonesia terjebak di sini, Indonesia tidak akan mungkin bisa melompat ke negara maju.

"Pertama, infrastruktur kita yang masih tertinggal. Stok infrastruktur kita masih 37 persen. Biaya logistik, biaya transportasi dibandingkan negara tetangga, Singapura dan Malaysia, masih 2 sampai 2,5 lebih mahal. Artinya, daya saing kita masih rendah di sini," ujarnya.

Baru setelah itu, jika infrastruktur sudah bagus, kesehatan SDM harus ditingkatkan, Jokowi menegaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya