Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Sentimen global pengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 58 poin atau 0,41 persen ke posisi 14.062 per dolar AS pada Kamis 28 Februari 2019 dari periode Rabu 27 Februari 2019 di kisaran 14.004 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (28/2/2019), rupiah dibuka susut 11 poin dari penutupan perdagangan Rabu 27 Februari 2019 di kisaran 14.029 menjadi 14.040 per dolar AS. Kini rupiah kembali melemah ke posisi 14.067 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.040-14.067 pada Kamis siang ini.
Baca Juga
Advertisement
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, rupiah melemah didorong indeks dolar AS yang cenderung menguat. Dolar AS menguat dipengaruhi sejumlah faktor.
Pertama, testimoni pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell di hadapan house financial service committee. Powell menuturkan, kalau bank sentral AS atau the Federal Reserve memang tidak agresif menyesuaikan suku bunga. Akan tetapi masih melanjutkan penyesuaian neraca keuangan.
Kedua, pernyataan dari perwakilan dagang AS Robert Lighthizer. Dari pernyataan perwakilan dagang tersebut menunjukkan kalau meski China belum produk pertanian di AS tapi bukan berarti hal tersebut signifikan untuk negosiasi dagang AS-China.
Akan tetapi, Josua menilai penguatan dolar AS tertahan oleh pergerakan mata uang Inggris pound sterling. Hal itu karena ada pembicaraan Brexit tertunda dan membicarakan referendum kedua. "Selain itu ketegangan India dan Pakistan juga beri tekanan ke emerging market currency," kata dia.
Sedangkan dari internal menurut Josua belum ada sentimen signifikan pengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Permintaan dolar AS meningkat dinilai wajar pada akhir bulan. Ini karena korporasi menggunakan untuk pembayaran utang dan impor.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis data ekonomi Februari pada awal Maret 2019. Diperkirakan Februari alami deflasi. "Rupiah akan bergerak di kisaran 14.000-14.100 untuk hari ini," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
IHSG Tertekan pada Sesi Pertama
Sementara itu, pada sesi pertama Kamis pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan dalam. IHSG merosot 72,86 poin atau 1,12 persen ke posisi 6.452,81. Indeks saham LQ45 susut 1,28 persen ke posisi 1.008,71. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 267 saham melemah sehingga menekan IHSG. 101 saham menguat dan 126 saham diam di tempat.Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.526,93 dan terendah 6.440,92.
Total frekuensi perdagangan saham 266.023 kali dengan volume perdagangan 8,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 345 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang menguat antara lain saham OCAP naik 24,58 persen ke posisi 294 per saham, saham PGLI melonjak 16,38 persen ke posisi 270 per saham dan saham HDFA naik 13,51 persen ke posisi 168 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PNSE merosot 15,73 persen ke posisi 750 per saham, saham TIRA tergelincir 15,25 persen ke posisi 200 per saham, dan saham TINS merosot 14,24 persen ke posisi 1.355 per saham.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement