Bos BI Sebut Langkah Pemerintah Kendalikan Bahan Pokok Sudah Baik

Gubernur BI mengaku heran lantaran ada sebagian masyarakat yang mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2019, 16:00 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan pedagang sayuran ketika memantau kebutuhan bahan pokok di Pasar Bogor, Jalan Roda, Kota Bogor, Selasa (30/10). Jokowi ingin memastikan langsung harga bahan kebutuhan pokok di pasar (Liputan6.com/HO/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan langkah pemerintah dalam menjaga harga kebutuhan pokok sudah berjalan baik. Indikator ini dapat dilihat dari tingkat inflasi terjaga di bawah titik tengah dari 3,5 plus minus satu persen.

Meski terjaga dengan baik, Perry mengaku heran lantaran ada sebagian masyarakat yang mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang tinggi. Padahal pihaknya bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) selalu mengontrol dengan melakukan survei pemantauan harga di beberapa lokasi.

"Ini masyarakat yang mana? Karena kan indikator inflasi itu kan BPS mensurvei pasar-pasarnya, kan bukan hanya pasar modern, tapi juga pasar pelosok-pelosok juga," kata dia dalam acara Economic Outlook 2019, di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Perry mengatakan tujuan dari survei juga ingin memantau stabilitas perekonomian Indonesia agar kebijakan antisipatif, baik oleh pemerintah maupun BI bisa dilakukan lebih cepat.

"Kami bersyukur juga setiap minggu kami melakukan survei pemantauan harga dari 46 kantor-kantor lembaga kami dan kami juga bersama pemerintah membentuk pusat informasi harga pangan strategis. Kalau semuanya itu masih mengindikasikan harga-harga itu seperti itu (rendah)," tutur dia.

Seperti diketahui, Kepala Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender mencapai 0,32 persen dan inflasi tahun ke tahun atau year on year sebesar 2,82 persen.

"Pada Januari 2019 inflasi 0,32 persen. Dengan angka ini berarti tingkat inflasi tahun kalender 0,32 persen. Tahun ke tahun 2,82 persen," ujar Kepala BPS, Suhariyanto beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, inflasi tersebut masih dalam range target pemerintah. Capaian tersebut merupakan salah satu pencapaian yang bagus di awal tahun. "Sebuah capaian yang bagus di awal tahun. Capaian 0,32 persen, penyebab utamanya harga ikan dan beberapa sayuran," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Menko Luhut Sebut Inflasi Era Jokowi Jadi Capaian Terbaik

Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menilai jika selama empat tahun masa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla berhasil menekan angka inflasi. 

"Inflasi itu selama Presiden Jokowi itu yang mungkin salah satunya cukup bagus," kata dia saat memberikan seri kuliah dalam acara Diplomasi Maritim Indonesia, di Gedung Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Jumat (22/2/2019).

Dia mengatakan, rata-rata dalam periode kepemimpinan Jokowi inflasi masih di bawah tataran 3,5 persen dari target pemerintah. Sementara, apabila melihat ke belakang misal pada 2013, inflasi sempat menyentuh sekitar 10-11 persen.

"Walaupun waktu itu pertumbuhan ekonomi di 6 persen tapi inflasi kita sekitar 10-11 persen sehingga kalau kita lihat memang negatif," imbuhnya.

Kemudian setelah 2015, inflasi membaik. Bahkan, pada 2018 inflasi mampu berada di kisaran 3,13 persen.

Berdasarkan catatan, sejak 2015 inflasi terjaga di kisaran 3,4 persen. Kemudian pada 2016 turun jadi 3 persen. Sementara, di 2017 inflasi kembali mengalami kenaikan di 3,6 persen, dan turun kembali di 2018 sebesar 3,1 persen.

Pencapaian tersebut, lanjut Menko Luhut juga tidak lepas dari keterlibatan kementerian atau lembaga terkait lainnya.

"Dan itu karena harga makanan kita stabilkan terutama beras, telur, ayam, daging, gula keteresediaan dan juga harganya bisa dpelihara oleh pemerintah sehingga inflasi terkendali," pungkasnya.

Reporter:Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya