Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesigapan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bernardus Wisnu Widjaja menyebut pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana masih minim.
Hal ini disampaikan Wisnu dalam sebuah diskusi bertajuk 'Amankah Jakarta dari Tsunami?' di Jakarta, pada Kamis 28 Februari 2019. Minimnya kesiapsiagaan masyarakat itu diketahui setelah dirinya melakukan penelitian di daerah rawan gempa bumi, Kepulauan Mentawai pada 2014 silam.
Advertisement
"Tidak mempunyai kesiapan pada saat saya teliti," kata Wisnu.
Sama halnya dengan BNPB, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan perlu adanya pendidikan dini kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Terutama, kepada warga yang tinggal di daerah pesisir.
Misalnya, kata dia, warga di pesisir perlu mengetahui aturan tentang mendirikan bangunan atau tempat tinggal di pinggir pantai.
"Untuk menangani bencana semua ada aturannya. Sudah jelaskan bahwa ada bangunan di bibir pantai paling enggak umpamanya harus 100 meter. Kalau ini ditaati, bencana Banten kemarin tidak bakal ada korban," kata Perencana Ahli Utama Kedeputian Pengembangan Regional Bappenas, Suprayoga.
Jakarta Masih Aman
Selain di daerah pesisir, kesiapsiagaan terhadap bencana juga perlu diketahui oleh warga yang tinggal di perkotaan, misalnya Jakarta.
"Apakah Jakarta aman terhadap tsunami?. Itu semua sangat mungkin untuk direncanakan. Contohnya rencana tata ruang. Pantai Ancol ini sesuai tata ruang DKI enggak?," kata Suprayoga.
Namun, Suprayoga menjawab bahwa Jakarta masih relatif lebih aman dari gempa dari daerah-daerah lainnya.
"Masih relatif lebih aman dibandingkan daerah lainnya di Pantai Selatan dan Barat Jawa," terangnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement