Lahir Berbobot 0,26 Kg, Bayi Asal Jepang Ini Terkecil di Dunia

Setelah menjalani perawatan cukup lama, bayi kelahiran Tokyo, Jepang tersebut akhirnya boleh pulang dengan berat 3,2 kilogram

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Mar 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi Foto kelahiran Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo Seorang bayi laki-laki lahir di Tokyo, Jepang pada Agustus 2018. Beratnya hanya 9,45 ons atau 0,26 kilogram. Ukuran ini sama seperti sekantung makanan ringan kemasan.

Anak itu berhenti bertumbuh saat masih dalam rahim ibunya. Dokter di Keio University Hospital mengatakan bahwa dia lahir melalui operasi caesar darurat 24 minggu setelah kehamilan, untuk menyelamatkan nyawanya seperti dikutip Reuters.

Bayi tersebut lahir dengan ukuran sangat kecil. Para dokter menyatakan bahwa usia 24 minggu merupakan umur paling muda untuk bisa hidup. Ini berarti bayi tersebut sudah bisa bertahan hidup di luar rahim.

Setelah lahir ke dunia, bayi mungil ini masih membutuhkan perawatan medis. Selain itu, ukuran tubuh bayi tersebut hanya sebesar telapak tangan kedua orangtuanya.

Melansir Live Science pada Sabtu (2/3/2019), setelah menjalani lima bulan perawatan, bayi mungil itu akhirnya diizinkan pulang bersama keluarganya pada 20 Februari lalu.

Saat ini, berat badannya naik ke 3,2 kilogram dan sehat. Para ahli mencatat bahwa bayi tangguh tersebut tercatat dalam sejarah sebagai bayi terkecil di dunia yang mampu bertahan hidup.

"Hanya ada empat bayi sekecil ini (yang bertahan hidup) yang diketahui dalam sejarah umat manusia," kata profesor pediatri neonatal di Carver College of Medicine, University of Iowa, Dr. Edward Bell. Dia mengatakan, kejadian tersebut sangatlah langka dan unik.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Kemungkinan lebih pendek

Bayi terkecil di dunia lahir di Jepang Agustus lalu dengan berat 0,26 kilogram (Screenshot Live Science)

Daftar bayi terkecil yang dihimpun oleh Tiniest Babies Registry milik Bell mengatakan, dari 210 bayi dengan berat di bawah 400 gram saat lahir, sekitar 75 persennya adalah perempuan. Hal ini karena laki-laki berkembang lebih lambat daripada perempuan, baik di dalam rahim maupun masa remaja.

"Dalam kasus kelahiran terlalu dini atau anak-anak yang sangat kecil, anak perempuan lebih sedikit berkembang daripada laki-laki," kata Bell pada Live Science. Walaupun begitu, itu memberikan mereka keuntungan dalam bertahan hidup.

"Lebih banyak anak laki-laki yang lahir, tetapi lebih banyak anak perempuan yang bertahan."

Selain itu, seringkali bayi yang lahir terlalu kecil dikarenakan plasenta ibu mereka tidak memberikan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan baik. Bell mengungkapkan, sekalipun bayi di Tokyo itu memiliki organ tubuh yang berkembang, namun dia mungkin akan tetap tertinggal dari rata-rata anak lainnya. Misalnya, menjadi anak terpendek di kelasnya.

Namun, daftar Bell menunjukkan tidak semua bayi seperti itu. Beberapa memang lahir dengan cacat. Namun yang lain, memiliki kehidupan yang baik dan berbakat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya